Selasa, 19 November 2013

FARMAKOLOGI: SISTEM PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN OBAT

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Keberhasilan promosi kesehatan sangat tergantung pada cara pandang klien sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, yang juga bertanggung jawab terhadap menetapkan pilihan perawatan dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative, diresepkan oleh dokter, atau obat bebas tanpa resep dokter. Sehingga, tenaga kesehatan terutama perawat harus dapat membagi pengetahuan tentang obat-obatan sesuai dengan kebutuhan klien.

B.     Tujuan
  1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami cara menghitung dan mengukur dosis obat
  1. Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu menghitung dan mengukur dosis obat
b.      Mahasiswa mengetahui perhitungan larutan
c.       Mahasiswa mampu menghitung dosis anak
d.      Mahasiswa mengetahui macam-macam dosis obat



























BAB II
PEMBAHASAN


A.    Sistem Penghitungan Berat dan Volume Obat
Penghitungan adalah pedoman untuk menentukan besarnya suatu nilai/hasil
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau  kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. 
  1. Sistem metrik
Sistem desimal berdasar kelipatan 10. Unit dasar dari pengukuran adalah gram (g, gm, G, Gm) untuk berat; liter (l,L) untuk volume; dan meter (m, M) untuk pengukuran linera atau panjang.
Unit metrik yang paling sering dipakai dalam penulisan obat adalah:
1 g = 1000 mg
1 L = 1000 mL
1 mg= 1000 µ (mkg)
Untuk dapat mengkonversi suatu jumlah, satu dari nilai-nilai harus diketahui, seperti gram atau miligram, liter atau mililiter, dan miligram atau mikrogram. Gram, liter, dan meter adalah unit yang lebih besar; miligram, mililiter, dan milimeter adalah unit yang lebih kecil.
  1. Sitem farmasi
Menggunakan angka romawi dan tidak memakai angka arab untuk menyatakan jumlah, dan angka romawi diletakkan setelah simbol singkatan untuk unit pengukuran. Angka romawi dituliskan dengan huruf kecil, contohnya grx berarti 10 grains. dalam sistem farmasi, unit berat adalah grain (gr) dan unit volume cairan adalah ounce (fluidounce), dram (fluidram) dan minim(min).
  1. Sistem rumah tangga
Pengukuran tidak setepat sistem metrik atau farmasi, pengukuran bersifat kira-kira. Satu sendok teh (t) dianggap ekuivalen dengan 5 mL menurut USP resmi. Ingat bahwa mililiter (mL) adalah sama dengan cc (centimeter cubik). 3 sendok teh setara dengan 1 sendok makan.

B.     Penghitungan Larutan
Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang diketahui (g/mL, g/L, mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 mL larutan. Larutan 1 : 1000 = larutan yang mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL cairan lain.

C.    Penghitungan Dosis Anak
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang. Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara pemberian.
Penentuan dosis pada anak harus selalu individual. Dosis mengacu pada buku standar pediatri atau pedoman terapi, selain itu dapat juga melihat acuan pada kemasan yang ada pada obat tersebut. Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dapat dilakukan perhitungan dosis berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
1.      BERDASARKAN UMUR
Rumus AUGSBERGER
Untuk 2-12 bulan: (m+13)% dari D
Untuk 1-11 tahun: (4n+ 20)% dari D
Untuk 12-16 tahun : (5n+10)% dari D
m = usia(bulan); n = usia(tahun)
2.      Berdasarkan berat badan (formula Clark)
Dosis anak = dosis dewasa x (berat badan(kg)/ 70 kg)
 (ex: dosis dewasa:2 sdt,BB anak 35kg, maka 2 x (35/70) =  2 x 0.5 = 1 sdt)
3.      Rumus DILLING : n/20 x dosis maksimal dewasa, dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah. (ex: umur anak 5 tahun, dosis dewasa : 2 sdt maka = 5/20 x 2 = 0.5 sdt)
4.      Berdasarkan luas permukaan tubuh
Dosis anak = dosis dewasa x (luas permukaan tubuh(m2)/1,73)
Pada saat ini dianggap yang paling tepat karena ketimpangan antara dosis anak dan dosis dewasa lebih kecil..
5.      Perhitungan dosis menurut formula Pincus Catzell persentase dari dosis dewasa, yaitu :
Ø bayi baru lahir 12%
Ø 1-12 bulan 15-25 %
Ø 1-5 tahun 25-40 % 
Ø 5-12 tahun 50-75% 
cara ini sangat praktis, tetapi kelemahannya sama seperti pada yang berdasarkan umur.
Untuk pemilihan obat pada anak perlu diperhatikan dalam
  1. Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun dengan dosis kecil
  2. Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang lain dan buka atas nama anak
  3. Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak dengan kondisi yang khusus pula
  4. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Dalam pembarian obat pada anak , sedian obat yang banyak disedian untuk anak dibuat dalam bentuk elitsir atau suspensi. Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet sebaikya dihaluskan atau digerus terbi dahulu karena tablet yang dikunyah akan membuat anak tersedak, obat tertelan dan membuat tenggorokannya tersumbat. Jika obat diberikan melalui injeksi sebaiknya dilakukan di paha depan atau lengan atas jangan di pantat karena pada anak otot gluteusnya masih kecil dan di pantat terdapat syaraf yang menginervasi ekstermitas bawah yang dapat terjadi kelumpuhan jka terjadi salah suntik. Sedangkan unuk waktu pemberian obat pada anak disesuaikan dengan dosis yang dintruksikan dokter. Orang tua anak juga harus diberitahu apakah harus membangunkan anak atau tidak untuk dosis setiap 6 jam pagi, siang dan malam. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Setelah selesai pemberian obat perawat harus mengevaluasi terapi obat yang telah diberikan yang meliputi:
1.      Memantau kondisi umum dan tanda-tanda vital anak setelah selesai pemberian obat
2.      Perawat harus memantau secara ketat terhadap efek samping obat-obatan pada anak karena fungsi ginjal dan hati yang belum matang
3.      Lebih memperhatikan obat-obat yang proses metabolismenya denagn oksidasi dan hidrolisa karena waktu paruh penek sehingga cepat dimetabolisme dibandingkan dengan orang dewasa seperti barbital, fenitoin dan teofilin
4.      Untuk anak-anak dengan penyakit kronis, farmasetika, farmakokinetik dan farmakodinamik harus dipantau dan memperhatikan tumbuh kembang anak.





D.    Macam-Macam Dosis
1.      Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit
2.      Dosis Maksimum : Dosis yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3.      Dosis Toxic : Obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan.
4.      Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes, 2004).
5.      Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang menghasilkan efek klinis.
6.      Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi pengobatan sebelum dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah
7.      Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.

E.     Penghitungan Dosis Obat
Perawat dapat menggunakan rumus sederhana dalam banyak tipe kalkulasi dosis. Rumus berikut dapat digunakan ketika perawat mempersiapkan obat dalam benuk padat atau cair :
Dosis yang diprogramkan    x     Jumlah yang tersedia= Jumlah yang diberikan
Dosis yang tersedia                   

Dosis yang diprogramkan adalah jumlah obat murni yang diresepkan dokter untuk seorang klien. Dosis yang tersedia adalah berat atau volume obat yang tersedia dalam satuan yang di suplay oleh farmasi. Jumlah yang tersedia adalah satuan dasar atau jumlah obat yang mengandung dosis yang tersedia. Jumlah yang akan diberikan selalu ditulis dalam satuan yang sama dengan satuan jumlah yang tersedia
Contoh : dokter mengintruksikan kilen diberi versed 2,5 mg IM, berarti dosis yang di programkan adalah 2,5 mg. Obat tersedia dalam ampul yang mengandung 5 mg / 1 ml, berarti dosis yang tersedia adalah 5 mg dalam sediaan 1 ml. Rumus diaplikasikan sebagai berikut :
2,5 mg  x  1 ml = volume yang diberikan dalam mili liter
5 mg                    
Untuk menyederhanakan pecahan, bagi pembilang dan penyebut dengan 2,5 :
 ½ x 1 ml = 0,5 ml untuk diberikan.
Obat cair sering kali tersedia dalam volume lebih dari 1 ml. Pada situasi ini, rumus tetap dapat digunakan. Contoh, instruksi obat adalah “suspensi eritromisin 250 mg PO”. Farmasi memberikan botol berukuran 100 ml dan pada label tertera, “ 5 ml mengandung 125 mg eritromisin”.
250 mg   x 5 ml = volume yang akan diberikan
125 mg                       
Pecahan 250/125 setara dengan 2. Dengan demikian : 2 x 5 ml = 10 ml untuk diberikan.
Apabila perawat mengkalkulasi berdasarkan 100 ml yang tersedia, kesalahan berikut akan terjadi :
 250 mg            x 100 ml = 200 ml yang akan diberikan
125 mg                       
Berdasarkan kalkulasi ini klien akan menerima dosis 20x lebih besar dari yang diinginkan. Perawat harus selalu memeriksa kembali kalkulasi tersebut atau mengeceknya bersama profesional lain, jika jawaban tampak tidak masuk akal

DOSIS PEDIATRIK
Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan perhatian khusus. Pada kebanyakan kasus dokter menghitung dosis yang aman untuk anak sebelum memerogramkan obat. Namun perawat harus mengetahui rumus yang digunakan untuk menghitung dosis pediatrik dan memeriksa kembali semua dosis sebelum obat diberikan. Kebanyakan referensi obat memuat daftar rentang normal obat pediatrik. Metode penghitungan obat pediatrik yang paling akurat didasarkan pada area permukaan tubuh. Area permukaan tubuh diperkirakan berdasarkan berat tubuh. Nomogram standar atau grafik menggambarkan area permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan usia rata-rata. Rumus tersebut merupakan rasio area ppermukaan tubuh anak dibdandingkan dengan area permukaan tubuh rata-rata orang dewasa ( 1,7 m persegi atau 1,7 m² ).

Dosis anak =        area permukaan tubuh anak x dosis dewasa normal
                             1,7 m persegi                          

Contoh, seorang dokter memprogramkan ampicilin untuk seorang anak dengan berat 12kg, tetapi dosis tunggal normal dewasa adalah 250mg. Grafik numogram menunjukan bahwa seorang anak dengan berat 12 kg memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m².
                Dosis Anak = 0,54  x  250 mg
                                       1,7
Satuan m² dihapus dan dapat diabaikan.
                Dosis anak = 0,54  x  250 mg
                                      1,7
Dosis anak = 0,3 x 250 mg = 75 mg
Jika sudah diketahui dosis setiap Kg Bbnya, misalnya, dosis parasetamol 5-10 mg/kg BB maka dosis untuk anak dengan BB 10 kg adalah 5-100 mg.

F.     Prinsip 6 BENAR
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :
1.      Benar  Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
2.      Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harusdiperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepaad pasien.
3.       Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
4.       Benar  cara pemberian obat
Ketika sebuah intruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat mengkonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga bila rute pemberian obat bukan cara yang direkomendasikan, perawat harus segera mengingatkan dokter.
Saat melakukan injeksi, rute yang benar sangat penting. juga sangat penting untuk menyiapkan injeksi hanya dari preparat yang ditetapkan untuk penggunaan parenteral. Menginjeksi cairan yang dirancang untuk penggunaan oral dapat menimbulkan komplikasi, misalnya abses steril atau efek sistemik yang fatal. Perusahaan obat memberi label “hanya untuk injeksi” pada obat-obatan parenteral.
5.       Benar  waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang dprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
6.       Benar pendokumentasian

G.    Cara mencegah kesalahan pemberian obat :
·         Baca label obat dengan teliti karena banyak produk obat tersedia dalam kotak, warna dan bentuk yang sama
·         Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal
·         Waspadai obat-obatan yang bernama sama
·         Cermati angka dibelakang koma
·         Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba berlebih
·         Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim diprogramkan, konsultasikan kepada sumbernya
·         Jangan beri obat yang diprogramkan dengan nama pendek atau singkatan tidak resmi
·         Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat dibaca
·         Kenali klien yang memiliki nama akhir sama. Juga minta klien menyebutkan nama lengkapnya. Cermati nama yang tertera pada tanda pengenal.
·         Cermati equivalen (contoh : dibaca miligram, padahal mililiter)

















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien  yang memiliki masalah ksehatan. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannnya dengan benar serta berdasarkan pengetahuan.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat untuk memberikan obat dan meluangkan sebagian besar bersama klien. Hal ini membuat perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon klien terhadap pengobatan,memberikan pendidikan untuk klien dan keluarga tentang pengobatan dan menginformasikan dokter kapan obat efektif,tidak efektif,atau tidak lagi dibutuhkan. Perawat bukan sekedar memberikan obat kepada klien.Perawat harus menentukan apakah seorang klien harus menerima obat pada waktunya dan mengkaji kemampuan klien untuk menggunakan obat secara mandiri.Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengintegrasi terapi obat ke dalam perawatan.

B.     Saran
Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, kita sebagai perawat yang professional harus mampu menguasai tentang dosis obat.

DAFTAR PUSTAKA


Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC




2 komentar:

Estihtt mengatakan...

Terimakasih, sangat membantu 😊

Anonim mengatakan...

Slot Joker123 Casino Site Review - LuckyClub.live
Is Slot Joker123 casino scam? — Read Slot Joker123 Casino review with our in-depth review of the site. Play for free and win real money on our luckyclub.live website.

Posting Komentar

 
;