Pengertian Intubasi
Intubasi adalah memasukkan pipa
jalan nafas buatan kedalam trachea melalui mulut.
Tujuan Intubasi
1.
Membebaskan jalan nafas
2.
Untuk pemberian pernafasan mekanis (dengan ventilator).
Persiapan Alat:
1.
Laryngoscope
2.
Endotracheal tube (ETT)
3.
Mandrin
4.
Xylocain jelly
5.
Sarung tangan steril
6.
Xylocain spray
7.
Spuit 10 cc
8.
Orofaringeal tube (guedel)
9.
Stetoskop
10. Bag Valve Mask (ambubag)
11. Suction kateter
12. Plester
13. Gunting
14. Masker
Langkah - langkah Intubasi
1.
Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensiett
2.
Petugas mencuci tangan
3.
Petugas memakai masker dan sarung tangan
4.
Melakukan suction
5.
Melakukan intubasi dan menyiapkan mesin pernafasan
6.
Memompa dengan ambu bag
7.
Mendengarkan suara nafas dengan stetoskop
8.
Mengisi cuff dengan udara
9.
Fiksasi ETT dengan plaster
10. Pasang Orofaringeal tube
11. Hubungkan pasien ke ventilator
yang sudah disiapkan
12. Pernafasan yang adekuat dapat di
monitor melalui AGD ± ½ - 1jam setelah intubasi selesai
13. Mencuci tangan sesudah melakukan
intubasi
LAB SKILL VENA
SEKSI
Introduksi
a. Definisi
Vena seksi merupakan prosedur pembedahan
gawat darurat untuk mendapatkan akses pembuluh darah vena pada resusitasi
penderita syok hipovolemik.
b. Ruang lingkup
Syok merupakan keadaan dimana terdapat
ketidak normalan dari sistem peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ
dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat.
Salah satu jenis keadaan syok ini adalah syok hipovolemik, dimana penyebabnya
bisa karena perdarahan atau bukan perdarahan. Penanganan pertama dari keadaan
syok hipovolemik adalah resusitasi cairan baik peroral, enteral maupun perenteral. Perenteral disini
meliputi pembedahan dan non pembedahan. Dalam kaitan penegakan diagnosa dan
pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu terkait antara lain patologi
klinik, dan radiologi.
c. Indikasi
operasi
Penderita syok
hipovolemik yang dengan cara non pembedahan (perkutaneus) tidak bisa didapatkan
akses vena untuk resusitasi cairan.
d. Kontra
indikasi operasi:
1. Trombosis
vena
2. Koagulopati
(PT atau PTT > 1.5 x kontrol)
e. Diagnosis
Banding untuk Syok
hipovolemik
1. Syok
kardiogenik
2. Syok septik
3. Syok
neurogenik
f. Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
ronsen (toraks dan panggul)
2. Lavase
peritoneal untuk diagnosis perdarahan intra abdominal
3. Ultrasound
abdominal
4. Foto polos
toraks
Tehnik Operasi
1. Siapkan kulit
pergelangan kaki dengan larutan antiseptik dan tutup daerah lapangan operasi
dengan duk steril atau bisa juga daerah femoral atau di lengan penderita.
2. Lakukan
anestesi infiltrasi pada kulit dengan lidokain 0.5%.
3. Insisi kulit
melintang setebalnya dibuat di daerah anestesia sepanjang 2.5 cm.
4. Diseksi
tumpul, dengan menggunakan klem hemostat yang lengkung, vena diidentifikasi dan
dipotong dan dibebaskan dari semua jaringan disekitarnya.
5. Angkat dan
diseksi vena tsb sepanjang kira-kira 2cm untuk melepaskannya dari dasar.
6. Ikat vena
bagian distal, dan mobilisasi vena, tinggalkan jahitan di tempat untuk ditarik
(traction).
7. Pasang pengikat
keliling pembuluhnya, arah cephalad
8. Buat venotomi
yang kecil melintang dan dilatasi perlahan-lahan dengan ujung klem hemostat
yang ditutup.
9. Masukkan
kanul plastik melalui venotomi dan ikat dengan ligasi proksimal keliling
pembuluh dan kanul. Kanul harus dimasukkan dengan panjang yang cukup untuk
mencegah terlepas.
10. Sambung pipa
intravena dengan kanul dan tutuplah insisinya dengan jahitan interupsi.
11. Pasang
pembalut steril dengan salep antibiotik topikal.
Komplikasi operasi
Komplikasi
yang terjadi adalah perdarahan. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan bebat
tekan. Komplikasi lain adalah infeksi baik flebitis maupun selulitis, untuk
menanganinya cabut kateter, kompres hangat, serta elevasikan tungkai, serta
berikan antibiotik jika perlu. Komplikasi lain adalah hematoma, trombose
pembuluh, robekan syaraf serta arteri.
Mortalitas (tidak ada)
Perawatan Pasca Bedah
Perawatan
pasca vena seksi harus benar-benar diperhatikan terutama daerah tempat di
lakukan vena seksi harus bebas infeksi. Hal ini bisa
dicegah dengan rawat luka setiap hari, serta ditutup dengan kassa steril. Jika
ada indikasi infeksi sebaiknya kateter vena di cabut.
Follow-Up
Penderita
pasca syok hipovolemik setelah syok teratasi. Kateter vena dapat dilepas dan
bila penderita sudah bisa peroral sebaiknya terapi maintenance dengan peroral
atau dengan menggunakan akses intravena lainnya yang non pembedahan. Luka pasca
vena seksi harus dirawat aseptik.
Yang
dievaluasi: klinis, tanda-tanda vital, tanda-tanda infeksi
LAB SKILL SIRKUMSISI
Secara medis, sirkumsisi dilakukan dengan tujuan untuk kebersihan danpenanganan
kelainan pada penis seperti Phimosis, parapimosis, kondilomaakuminata, dan juga inidkasi untuk melakukan sirkumsisi
adalah karna masalah sosial yaitu agama.
Sedangkan kontraindikasi tindakan
sirkumsis yaitu :
1.
Kelaianan
bawaan yang memerlukan jaringan untuk memperbaikikelainan tersebut, seperti pada Hipospadia
2.
Infeksi aktif,
yaitu seperti pada Gonorrhoe dan Balanoprostitis
Alat dan bahan yang digunakan
adalah :
1. Korentang
(prinsip Steril)
2. Needler
Holder
3. Klem
Duk
4. Duk
5. Pinset yang terdiri dari 2 yaitu : pinset sirurgis (kait), dan
pinsetanatomis (ga
ada kait)
6. Klem
arteri , fungsinya yaitu mengklem Preputium
7. Klem
Mosquito / klem bengkok, jika terjadi perdarahan minimal harustersedia 4 klem
8. Gunting jaringan ( bentuknya itu, yang satu sisi tumpul, dan
satusisinya lagi
tajam)
9. Gunting
benang (bentuknya ada kait)
10. Jarum yang terdiri dari 2 yaitu : jarum cuting (bentuknya
yaituujungnya segitiga fungsinya untuk menjahit), dan jarum
non cuting(bentuknya bunder, fungsinya untuk menjahit kulit
jaringan yangrapuh)
11. Kom
(baskom kecil yang diisi Betadine banyak)
12. Kasa steril
13. Benang
yang terdiri dari 2 macam yaitu : benang serap (yaitu Catgut)dan benang yang
tidak bisa diserap (yaitu Silk).
14. Spuit
3 cc
15. Anastesi
(Lidokain) 2 ampule
16. Hand
scunt (sesuai ukuran)
17. Bengkok
18. Betadine
Cara melakukan Sirkumsisi :
1. Menenangkan
pasien
2. Meminta
Pasien Berbaring biasa
3. Memakai
Hand scunt (prinsip steril)
4. Melakukan tindakan Aseptik. Daerah genital dibersihkan denganbetadine terlebih
dahulu, dari central ke perifer.
5. Memasang
Duk lubang didaerah genital
6.
Melakukan tindakan anastesi dengan cara :-Mengisi spuit dengan cairan anastesi-Tusukkan jarum pada pangkal
penis ke arah samping (dorso lateral)dengan sudut kira-kira 60 derajat-Lakukan
aspirasi bila tidak terdapat darah dalam spuit, masukkancairan anstesi 1-2
cc-Jarum ditarik perlahan-lahan sampai lepas dari kulit-Lakukan cara yang sama
untuk sisi satunya.
7.
Preputium
didorong ke arah pangkal penis sampai sulcus glandis terlihat jelas. Bila
terjadi perlengketan, lepaskan perlengketantersebut dengan klem bengkok
8. Membersihkan
glans penis dari smegma dan kotoran dengan betadine
9. Preputium
dikembalikan ke kedudukan semula.
10. Memasang klem arteri pada preputium pada pukul 11.00 ,
pukul 13.00 , dan pukul 06. 00
11. Masukkan gunting diantara 2 klem arteri yang berada pada
dorsumpenis dengan ujung gunting yang tajam berada
diluar preputium.
12. Preputium
digunting lurus sampai kira-kira 0,5 – 0,75 cm dari proyeksicorona glandis
13. Gunting diarahkan ke kiri dan kanan sejajar corona
glandis sampaifrenulum preputii
14. Frenulum
preputiin dipotong kira-kira 0,75 cm dari perlekatan denganglans penis.
15. Tekan
perdarahan yang terjadi dengan kasa steril.
16. Lepaskan
perlahan-lahan kasa steril tersebut sambil mencari sumberperdarahan.
17. Melakukan
perawatan perdarahan. Sumber perdarahan dijepit denganklem arteri dan diikat.
18. Setelah semua sumber perdarahan diikat, periksa sekali
lagi untukmemastikan memang sudah tidak ada lagi sumber
perdarahan.
19. Penjahitan. Tujuan penjahitan adalah untuk mendekatkan
potongan kulit luar dengan potongan kulit bagian dalam supaya
cepatpenyembuhannya.
20. Perawatan pasca sirkumsisi. Setelah diyakini tidak ada
lagiperdarahan, penis dibersihkan dengan betadine. Jangan sampai
adasisa darah pada glan penis. Ambil kasa yang dlipat memanjang dandiolesi
salep antibiotika. Balut luka dengan
tidak terlalu
kuat agartidak menimbulkan pembengkakan
penis. Balutan diperkuat denganplester.
21. Pasien
diberi antibiotika dengan analgesik peroral
22. Pasien
diminta datang lagi untuk kontrol luka 3-4 hari lagi
NB :
Yang perlu diingat adalah
Pada bagian preputium yang dijahit pada arah jam 12, jam 3,
dan jam 9 itu menggunakan jahitan biasa, dimana dilekatkan antaramukosa dan preputium-
Pada bagian
frenulum. Pada saat digunting agak sedkit keatasdikedua sisi, kemudian dijait
dengan menggunakan jait 8(menyilang).
0 komentar:
Posting Komentar