Selasa, 12 Februari 2013

ASKEP PNEUMONIA



PNEUMONIA

Pengertian
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat  eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993)

Penyebab

-         Virus Influensa
-         Virus Synsitical respiratorik
-         Adenovirus
-         Rhinovirus
-         Rubeola
-         Varisella
-         Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
-         Pneumococcus
-         Streptococcus
-         Staphilococcus


Tanda dan Gejala

v  Sesak Nafas
v  Batuk nonproduktif
v  Ingus (nasal discharge)
v  Suara napas lemah
v  Retraksi intercosta
v  Penggunaan otot bantu nafas
v  Demam
v  Ronchii
v  Cyanosis
v  Leukositosis
v  Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar


Jenis
Pneumonia lobular
Bronchopneumonia

Patofisiologi

Kuman mati                                        Virulensi tinggi

Pola nafas tak efektif
 
Destruksi jaringan












 
Devisit vol. cairan
 
Shunt darah arteriole alveoli

Pengkajian
Identitas          :
Umur               : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa
                        Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
Tempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar

Riwayat Masuk
Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).

Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia.
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita

Pengkajian
1.      Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif     : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

2.      Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif   : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,

3.      Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif  : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun

4.      Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif   : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi

5.      Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif  : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan

6.      Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif   : produksi urine menurun/normal,

7.      Sistem digestif
Subyektif  : mual, kadang muntah
Obyektif   : konsistensi feses normal/diare

Studi Laboratorik  :
Hb                               : menurun/normal
Analisa Gas Darah       : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal
Elektrolit                     : Natrium/kalsium menurun/normal

Rencana Keperawatan
1.         Ketidakefektifan Pola Nafas b.d Infeksi Paru
Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas, Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii, cyanosis, leukositosis
Tujuan :
Anak akan mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan :
Suara nafas paru bersih dan sama pada kedua sisi
Suhu tubuh dalam batas 36,5 – 37,2OC
Laju nafas dalam rentang normal
Tidak terdapat batuk, cyanosisi, haluaran hidung, retraksi dan diaporesis

Tindakan keperawatan
Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas
R : Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan
Lakukan Phisioterapi dada secara terjadwal
R : Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi
Berikan Oksigen lembab, kaji keefektifan terapi
R : Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru
Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare)
R : Pemberantasan kuman sebagai faktor causa gangguan
Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks
R : Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru
Lakukan suction secara bertahap
R : Membantu pembersihan jalan nafas
Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam
R : Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan

2.         Defisit Volume Cairan b.d :
-         Distress pernafasan
-         Penurunan intake cairan
-         Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam

Karakteristik :
Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering, turgor kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan : Anak mendapatkan sejumlah cairan yang adekuat ditandai dengan :
Intake adekuat, baik IV maupun oral
Tidak adanya letargi, muntah, diare
Suhu tubuh dalam batas normal
Urine output adekuat, BJ  Urine 1.008 – 1,020

Intervensi Keperawatan :
Catat intake dan output, berat diapers untuk output
R : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line
R : Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan
Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu
R : Evaluasi obyektif sederhana devisit  volume cairan
Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam
R : Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum

Diagnosa lain :

1.         Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, muntah, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi
2.         Perubahan rasa nyaman b.d sakit kepala, nyeri dada
3.         Intoleransi aktivitas b.d distres pernafasan, latergi, penurunan intake, demam
4.         Kecemasan b.d hospitalisasi, distress pernafasan



Referensi :
Acton, Sharon Enis & Fugate, Terry (1993) Pediatric Care Plans, AddisonWesley Co. Philadelphia


0 komentar:

Posting Komentar

 
;