Ventrikel Septum Defek (VSD)
A. Pengertian
VSD adalah suatu keadaan abnormal
yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita
&Suriadi, 2001).
VSD adalah adanya hubungan (lubang)
abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni
dkk, 2001).
VSD adalah kelainan jantung berupa
tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga
darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan
merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982)
B. Fisiologi
Fungsi utama jantung adalah untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang
disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf
otonom.
Sirkulasi darah
- Sistem Peredaran darah besar
Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan
arteri-arteri yang lebih kecil atau arteriola ke seluruh tubuh. Arteri
mempunyai dinding yang berotot yang dapat menyempitkan dan menahan aliran darah
yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan darah arteri dan mengatur aliran
darah kapiler. Dalam jaringan kapiler terjadi pertukaran zat antara plasma dan
jaringan interstitial. Kapiler-kapiler bergabung membentuk venula dan vena kava
inferior dan masuk ke atrium kanan jantung.
- system peredaran darah kecil
Darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis dan
arteri – arteri yang lebih kecil membawa darah kotor ke paru-paru. Di paru-paru
(alveoli) terdapat peningkatan o2 dan pelepasan co2 dalam kapiler pulmonal.
Kapiler pulmonal kemudian bergabung membentuk vena dan membawa darah bersih ke
jantung melalui atrium kiri.
C. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung
bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa factor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian PJB yaitu :
1.
Faktor
prenatal
*
Ibu
menderita penyakit infeksi : Rubela
*
Ibu
alkoholisme
*
Umur ibu
lebih dari 40 tahun
*
Ibu
menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
*
Ibu
meminum obat-obatan penenang
2.
Faktor genetic
*
Anak yang
lahir sebelumnya menderita PJB
*
Ayah/ibu
menderita PJB
*
Kelainan
kromosom misalnya sindrom down
*
Lahir
dengan kelainan bawaan yang lain
D. Tanda
dan Gejala
Tergantung pada besar kecilnya defek (lubang).
1.
Tanda khas
adalah mur-mur pansistolik keras dan kasar, umumnya paling jelas terdengar pada
tepi kiri bawah sternum.
2.
Beban yang terlalu berat dari ventrikel kanan
menyebabkan hipertrofi dan pembesaran jantung yang nyata.
3.
Dengan
meningkatnya resistensi vascular paru, sering terdapat dispneu dan infeksi
paru.
4.
Mungkin
terdapat tanda-tanda sianosis
5.
Pertumbuhan
terganggu
6.
Kesulitan
makan
E. Patofisiologi
Defek septum ventricular ditandai
dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar
ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5
– 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Tekanan
lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen
melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2.
Volume
darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan
dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
3.
Jika
tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan
piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri,
menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan
derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan
pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko
mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat
diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan
usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
F. Pemeriksaan
Diagnostik
1.
Kateterisasi
jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
2.
EKG dan
foto thoraks menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri
3.
Hitung
darah lengkap untuk uji prabedah rutin
4.
Uji masa
protombin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) yang dialkukan sebelum
pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan (biasanya normal)
G. Penatalaksanaan
Medis
*
Atasi
gizi, infeksi dan kegagalan jantung. Pada kasus dengan defek kecil (1-5mm)
dan perkembangan baik tidak memerlukan
operasi.
*
Pembedahan
dengan kasus defek sedang/besar, menutup defek dengan dijahit melalui cardiopulmonary
bypass.
*
Non-pembedahan,
menutup defek dengan alat melalui kateterisasi jantung.
*
Obat-obat
vasopresor atau vasodilator :
1.
Dopamin
(intropin) ; memiliki efek inotropik positif pada miokard, menyebabkan
peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik serta tekanan nadi,
sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada tekanan diastolic, digunakan untuk
mengobati gangguan hemodinamika yang disebabkan bedah jantung terbuka.
2.
Isoproterenol
(isuprel) ; memiliki efek inotropik positif pada miokard, menyebabkan
peningkatan curah jantung dan kerja jantung, menurunkan tekanan diastolic dan
tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan sistolik.
H. Pengkajian
1.
Riwayat
keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas)
2.
Kaji
adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi
jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
3.
Kaji
adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
4.
Kaji pola
makan, pertambahan berat badan.
I.
Diagnosa Keperawatan
1.
Penurunan
curah jantung b.d malformasi jantung
Tujuan : Curah jantung membaik
Kriteia hasil : adanya tanda-tanda membaiknya curah
jantung
Intervensi :
*
Observasi
kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit.
*
Tegakkan
derajat sianosis (membrane mukosa, clubbing)
*
Monitor
tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachipnea, sesak, lelah saat minum susu,
periorbital edema, oliguria dan hepatomegali.
*
Kolaborasi
untuk pemberian obat (diuretic, untuk menurunkan afterload) sesuai indikasi
2.
Gangguan
pertukaran gas b.d kongesti pulmonal
Tujuan : Pertukaran gas membaik
Kriteria hasil : tidak adanya tanda-tanda resistensi
pembuluh paru
Intervensi :
*
Monitor
kualitas dan irama pernafasan
*
Atur
posisi anak dengan posisi fowler
*
Hindari
anak dari orang yang terinfeksi
*
Berikan
istirahat yang cukup
*
Berikan
oksigen sesuai indikasi
3.
Tidak
toleransi terhadap aktifitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen
oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
Tujuan : Aktifitas klien terpenuhi
Kriteria hasil : Anak berpartisipasi dalam aktifitas
sesuai kemampuanya
Intervensi :
*
Ijinkan
anak sering istirahat dan hindarkan gangguan saat tidur
*
Anjurkan
untuk melakukan permainan dan aktifitas ringan
*
Bantu anak
untuk memilih aktifitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak
*
Berikan
periode istirahat setelah melakukan aktifitas
*
Hindarkan
suhu lingkungan terlalu panas atau dingin
*
Hindarkan
hal-hal yang menyebabkan ketakutan /kecemasan anak
4.
Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi
ke jaringan
Tujuan : Tidak terjadi perubahan pertumbuhan dan
perkembangan
Criteria hasil : Pertumbuhan anak sesuai kurva
pertumbuhan BB dan TB.
Intervensi :
*
Sediakan
didit yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat.
*
Monitor TB
dan BB
*
Libatkan
keluarga dalam pemberian nutrisi kepada anak
5.
Perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Anak mempertahankan intake makanan dan
minuman
Intervensi :
*
Timbang BB
setiap hari dengan timbangan yang sama
*
Catat
intake dan out put secara benar
*
Berikan
makanan dengan porsi kecil sering
*
Berikan
minum yang banyak
6.
Resiko
infeksi b.d menurunnya status kesehatan
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
*
Monitor
tanda –tanda vital
*
Hindari
kontak dengan individu yang terinfeksi
*
Berikan
istirahat yang adekuat
*
Berikan
kebutuhan nutrisi yang optimal
7.
Perubahan
peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap penyakit anak.
Tujuan : Tidak terjadi perubahan peran orang tua
Kriteria hasil ;
-
orang tua
mengekspresikan perasaannya
-
Orang tua
yakin memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.
Intervensi :
*
Motivasi
orang tua ntuk mengekspresikan perasaannya sehubungan dengan anaknya
*
Diskusikan
dengan orang tua tentang rencana pengobatan
*
Berikan
informasi yang jelas dan akurat
*
Libatkan
orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit
*
Motivasi
keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam perawatan anak.
DAFTAR
PUSTAKA
- Betz, Cecily L, Buku Saku Keperawatan pediatric, Ed3. Jakarta, EGC. 2002
- Heni R dkk, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta, Pusat kesehatan Jantung dan Pembuluh darah nasional “Harapan Kita” 2001.
- Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982
- Suriadi & Rita Y, Asuhan keperawatan Pada Anak, Ed1. Jakarta, Sagung Seto, 2001
- Samsjuhidayat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, EGC, 1997.
0 komentar:
Posting Komentar