Jumat, 30 Agustus 2013

FILOSOFI ASUHAN KEPERAWATAN TEMPORER

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tahun 1990-an disebut sebagai dekade kesehatan wanita; reproduksi menjadi fokus perhatian utama. Undang-undang dan upaya kebijakan telah memfokuskan perhatiannya kepada wanita sebagai penerima dan pemberi layanan kesehatan. Peningkatan jumlah wanita dan anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, epidemik kehamilan remaja, jumlah tenaga kerja wanita, peningkatan jumlah wanita pengidap AIDS, efek imigrasi dan perpindahan penduduk, dan semakin majunya teknologi reproduksi, semuanya mempengaruhi keluarga yang menanti kelahiran bayi dan menciptakan tekanan yang sangat besar bagi pemecahan masalah kritis. (Quimby, 1994). Kompleksitas tren masyarakat terkini ini menimbulkan tantangan bagi pemberi layanan kesehatan ibu-anak.
Kelahiran adalah persoalan keluarga, dan kesehatan reproduksi seluruh keluarga adalah landasan masyarakat yang sehat. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi serta perkembangan janin dari konsepsi sampai lahir diperlukan oleh setiap orang yang berpastisipasi dalam asuhan maternitas. Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan manusia baru memiliki implikasi yang luas bagi keluarga, kesehatan, kesejahteraan dan dan keamanan setiap ibu, ayah, dan bayi baru lahir harus dilindungi, dan tingkat kesejahteraan tertinggi bagi setiap keluarga yang menanti kelahiran bayi harus dicapai dalam lingkup kesejahteraan fisik, emosi, dan sosial yang lebih luas. Penting untuk memahami pengaruh struktur  dan fungsi keluarga dalam masyarakat terhadap perilaku reproduktif dan kesehatan keluarga yang menanti kelahiran bayi, terutama di era teknologi yang sangat kompleks ini.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai filosofi dan asumsi yang mendasari asuhan keluarga selama reproduksi serta mengupas konsep dasar keperawatan.
1.2.Tujuan
1.2.1.      Tujuan umum
Adapun tujuan umum disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui filosofi asuhan keperawatan temporer.
1.2.2.      Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus disusunnya makalah ini adalah:
·         Untuk mengetahui perkembangan asuhan maternitas
·         Untuk mengetahui filosofi asuhan maternitas
·         Untuk mengetahui keperawatan maternitas perinatal dan asuhan yang berpusat pada keluarga
·         Untuk mengetahui konteks sosial asuhan keperawatan maternitas
·         Untuk mengetahui trend dalam asuhan perinatal
·         Arahan masa depan dalam tatanan asuhan maternitas-perinatal






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Perkembangan asuhan keperawatan maternitas
2.1.1.      Obstetri
Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran yang membahas proses kelahiran, keadaan sebelum kelahiran, dan proses setalah kelahiran. Dengan demikian, obstetri berfokus, terutama pada fenomena dan penatalaksanaan kehamilan, persalinan, dan masa nifas dalam kondisi yang normal dan abnormal (Cunningham et al., 1993)
Kata obstetri berasal dari obstetricia atau obstetrix, yang berarti bidan. Kata kerja latin obsto berarti siap siaga. Di Inggris dan Amerika Serikat, cabang ilmu kedokteran ini disebut kebidanan sampai akhir abad ke-19 ketika istilah obstetri menjadi lebih dikedepankan.
Setelah perang dunia II, terminologi berubah menjadi asuhan maternitas karena fokusnya pada penerima asuhan bukan pemberi asuhan. Kini, asuhan maternitas memiliki arti yang lebih luas pada ibu, bayi baru lahir, dan anggota keluarga yang lain. Asuhan maternitas menekankan pentingnya hubungan interpersonal yang bermakna dalam keluarga dan mempertimbangkan faktor krusial dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar secara keseluruhan.
Istilah kesehatan ibu-anak digunakan selama lebih dari 70 tahun ketika membicarakan tentang kebutuhan kesehatan dan pemberian asuhan kepada ibu dan bayi baru lahir. Pada tahun 1912, U.S. Children’s Bureau didirikan oleh undang-undang kongres untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak “di antara semua kelas masyarakat”. Sampai dilakukan reorganisasi ke dalam National Institutes of Health, Children’s Bureau akan terus memberikan kontribusi penting guna meningkatkan kesehatan ibu-anak di negara ini.

2.1.2.      Asuhan perinatal
Dalam  dekade terakhir, saat pengetahuan dan teknologi terus berkembang, sebuah upaya yang dilakukan untuk membentuk payung konseptual yang menaungi layanan kesehatan ibu-janin sebagai satu unit. Oleh karena itu muncul istilah asuhan perinatal. Menurut definisi, kata perinatal berarti 6 minggu sebelum dan setelah kelahiran; namun pada kenyataannya, makna konotasi jauh lebih luas. Semua definisi diatas menunjukan bahwa orientasi obstetrik dan pediatrik turut terlibat.
Oleh karena itu, asuhan perinatal merupakan metode pemberian layanan kesehatan yang membatasi segmentasi dan fragmentasi asuhan ibu dan bayi baru lahir.
Asuhan perinatal juga berhubungan dengan ibu dan bayi baru lahir beresiko tinggi dirumah sakit yang dirancang sebagai perawatan tersier, atau rumah sakit tingkat III. Rumah sakit ini memiliki sumber daya dan tenaga yang ahli untuk menangani berbagai komplikasi kehamilan atau komplikasi yang mungkin di alami bayi baru lahir. Personal diinstitusi tingkat III memberikan perawatan untuk klien normal dan untuk semua tipe penyakit dan abnormalitas pada ibu-janin dan neonatus, sebaliknya rumah sakit tingkat I menyediakan penatalaksanaan bagi klien maternal dan neonatus yang tidak memiliki faktor penyulit. Di institusi ini, harus ada komponen layanan preventif yang kuat dan upaya deteksi dini masalah aktual dan potensial yang kemudian dapat dirujuk ke rumah sakit tingkat III. Rumah sakit tingkat II menyediakan layanan yang sama seperti rumah sakit tingkat I; namun mereka dapat memberikan layanan untuk beberapa maslah obstetrik beresiko tinggi dan penyakit neonatus tertentu yang tidak memerlukan keahlian dan teknologi kompleks seperti yang ditemukan pada rumah sakit tingkat III.



2.2.Filosofi asuhan maternitas
Ketika merespon kebutuhan klien dalam hal pemeliharaan kesehatan dan penatalaksanaan penyakit, petugas kesehatan harus mempertimbangkan, perubahan sikap, sosial dan budaya saat ini. Layanan kesehatan tidak diberikan dalam ruang hampa; layanan kesehatan berlangsung dalam konteks sosial yang lebih luas dan sangat dipengaruhi oleh pemikiran dan perubahan yang ditujukan oleh masyarakat saat ini. Filosofi asuhan berkembang dari pemikiran dan perubahan tersebut.
Kita yakin asuhan keperawatan maternitas merupakan filosofi perawatan klien, bukan bidang khusus layanan medis atau keperawatan. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, memiliki anak adalah persoalan keluarga; dengan demikian, asuhan keperawatan dan medis pada klien maternitas adalah aktivitas yang berpusat pada keluarga.
Hampir tidak ada proses fisiologis normal yang membuat seseorang reaksi individual yang begitu besar dalam sebuah konteks normal. Bagi ibu dan pasangannnya, reaksi menjadi orang tua mungkin didasari oleh berbagai peristiwa dari masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa. Tentunya reaksi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan rumah tempat keduannya berasal. Selain itu tingkat kepuasaan calon orang tua dan tingkat kesenangan ibu pascapartum dan bayi baru lahir dimodifikasi oleh hubungan interpersonal dengan orang terdekat yang paling penting bagi mereka di lingkungan pelayanaan kesehatan.

2.3.Keperawatan maternitas perinatal dan asuhan yang berpusat pada keluarga
2.3.1.      Definisi
Keperawatan maternitas perinatal adalah pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional yang mengidentifikasi, befokus dan beradaptasi dengan kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir. Makna yang tersirat dalam definisi ini adalah pernyataan pendekatan yang berpusat pada keluarga, yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang memiliki fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh anak, dan saling mendukung anggota keluarganya.
“keluarga” bukan berarti selalu keluarga inti tradisional yang terdiri dari pasangan yang telah menikah dan anak-anak mereka.
2.3.2.      Implementasi
Keperawatan maternitas-perinatal mencakup perawatan langsung dan personal pada ibu bersalin dan bayi baru lahir serta aktivitas yang berhubungan, seperti penyuluhan, konseling, dan supervisi sepanjang fase kehamilan dan persalinan. Landasan perawatan adalah pendidikan klien tentang pemeliharaan kesehatan dan kesehatan reproduksi. Hal yang unik adalah bahwa perawat harus merawat, mendidik, dan memberi konseling kepada semua kelompok umur, karena unit perlahiran dapat mencakup banyak tahap dalam siklus kehidupan.
Perawat akan melakukan intervensi untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah yang disebabkan oleh stres fisiologis, psikologis atau sosial. Selain itu, perawat harus membuat klien menyadari prinsip peeliharaan kesehatan sehingga mereka dapat mengintegrasikan prinsip tersebut kedalam pola perilaku kesehatan preventif mereka.
Aspek keperawatan maternitas-perinatal yang signifikan pada tingkat profesional adalah bahwa asuhan keperawatan mencakup interaksi yang bertujuan dan kontinu selama perawat mengkaji masalah klien dan sumber daya yang ada kemudian mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah dan mendukung kekuatan yang ada. Apabila kondisi klien memerlukan layanan tambahan dari anggota tim kesehatan lain, klien akan diberi rujukan atau konsultasi.
Keberhasilan implementasi asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga meliputi pengetahuan bahwa pemberian asuhan bermutu tinggi memerlukan upaya tim yang terdiri atas ibu dan keluarganya, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Komposisi tim dapat bervariasi dari satu tatanan ketatanan lain dan terdiri atas dokter kandungan, dokter anak, dokter keluarga, perawat bidan yang beijazah (certified nurse-widwife, CNM), praktisi perawat, dan spesialis perawat klinis perinatal. Walaupun dokter bertanggung jawab dalam mengarahkan penatalaksanaan medis, anggota tim yang lain harus bekerja sama dalam mengelola layanan kesehatan keluarga, dan masing-masing anggota harus bertanggung gugat performa asuhannya. Konsep tim meliputi hubungan kerja sama antara rumah sakit, penyedia layanan, dan masyarakat dalam sistem perawatan terpadu untuk memberikan spektrum menyeluruh dalam asuhan maternitas-bayi baru lahir.
2.3.3.      Peran praktik lanjutan dalam asuhan keperawatan maternitas
Seiring perkembangan sistem layanan kesehatan, ruang lingkup pralktik untuk perawat maternitas-perinatal juga berkembang. Pada tahun 1970-an, konsep perluasan peran diperkenalkan kedalam keperawatan. Konotasinya adalah bahwa fungsi perawat perlu diperluas sehingga mereka dapat memikul tanggung jawab dalam perawatan primer, perawatan akut dan perawtan jangka panjang. Pada tahun 1980-an, digunakan istilah praktik keperawatan lanjutan. Yang didefinisikan sebagai diagnosis dan terapi yang cermat pada seluruh rentang respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Definisinya juga mencakup aplikasi teori dalam rentang luas dan serangkaian keterampilan keperawatan pascasarjana (Calkin, 1984; California Nurse’s Association, 1984). Telah disepakati bersama bahwa persiapan menuju peran praktik lanjutan terjadi pada tingkat sarjana dan mencakup komponen teori, praktik klinis, konsultasi, pendidikan, dan riset. Dengan demikian, Friek et al (1994) mengungkapkan revisi definisi mengenai praktik lanjutan; tenaga spesialis diberbagai bidang praktik keperawatan yang dipersiapkan melalui pendidikan berbasis teori dan praktik terpantau pada tingkat sarjana.
Peran prakik lanjutan ini berperan dalam dua arah. Peran praktisi perawat berfokus pada asuhan rawat jalan primer, dan peran spesialis perawat klinis berfokus pada perawatan sekunder dan tersier dirumah sakit. CNM menggabungkan penatalaksanaan antepartum, intrapartum, dan pascapartum. Peran praktisi dan spesialis klinis harus dijalankan oleh tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan pendidikan ditingkat master . CNM dapat dicapai melalui program sertifikasi, walaupun persiapan lebih sering dilakukan pada tingkat master.
a.       Praktisi perawat Obstetri-Ginekologi
Praktisi perawat Obstetri-Ginekologi (OB-GYN) memberi asuhan pranatal untuk kehamilan tanpa penyulit bersama konsulen. Perawat mengkaji riwayat kehamilan dan kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik dan obstetrik, meminta program dan menginterpretasi pemeriksaan laboratorium dan studi diagnostik lain, merencanakan terapi dan medikasi yang diperlukan bersama dengan dokter, serta mengkaji hubungan keluarga dan kebutuhan psikososial. Sepanjang kehamilan, praktisi perawat OB-GYN mengunjungi ibu pada kunjungan pranatal, kadang kala bergantian dengan dokter; mengevaluasi kemajuan kehamilan; dan menangani masalah fisik ringan. Informasi dan konselin yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan serta pengkajian penyesuaian pasangan dan masalah dalam keluarga adalah bagian dari peran praktisi perawat. Perujukan ke lembaga masyarakat, kelas persiapan melahirkan, dan keahlian khusus praktisi lain juga dapat dilakukan. Sebagian besar praktisi perawat maternitas terlatih dalam memberikan konseling keluarga berencana dan dapat memilih serta mengajarkan metode yang tepat bagi klien, yang meliputi metode alami menjarangkan kehamilan, kontrasepsi oral, alat kontrasepsi dalam rahim, dan diafragma.
b.      Praktisi perawat keluarga
Praktisi perawat keluarga juga dapat memberikan perawatan selama kehamilan. Perawat ini adalah perawat umum yang merawat semua anggota keluarga sama seperti dokter keluarga. Selain fungsi yang telah dijelaskan pada praktisi perawat maternitas, praktisi perawat keluarga memberi asuhan pascapelahiran pada bayi pada saat dia tumbuh sehingga menyediakan continuitas asuhan sepanjang proses reproduksi kecuali selama fase intrapartum
c.       Spesialis klinis maternitas-perinatal
Spesialis klinis maternitas-perinatal menjalani studi lanjutan keperawatan maternitas pada tingkat sarjana dan mampu memberikan intervensi yang kompenhersif terhadap banyak masalah fisiologis dan adaptasi yang dihadapi dalam asuhan maternitas. Spesialis klinis sering kali memiliki kepakaran dalam bidang tertentu, seperti asuhan ibu hamil yang menyandang diabetes, ibu menyusui, orang tua yang menghadapi kematian neonatus atau obnormalitas neonatus, atau ibu yang mengalami sensitivisasi Rh. Perawat dengan gelar master ini juga menjadi konsultan bagi staf keperawatan maternitas yang lain, membantu mereka menyusun rencana asuhan untuk maslah yang sulit atau situasi khusus yang dihadapi di unit tersebut. Walaupun spesialis klinis juga dapat terlibat dalam pendidikan staf, fungsi utama mereka adalah layanan langsung bagi klien, yang memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi tingkat tinggi di bidang spesialis mereka.
d.      Asuhan Obstetri Klinis
Subspesialis ini hanya muncul baru-baru ini dan terutama berhubungan dengan pelahiran risiko tinggi dan perawatan kritis pascapartum. Hingga saat ini belum ada “spesialis” dalam area ini dan tipe praktik ini hanya sedikit dijelaskan dalam literatur. Namun, seiring pertambahan jumlah klien resiko tinggi dan implementasi peralatan teknis, diharapkan bidang spesialisasi ini mulai terangkat (Andersen, 1993)
e.       Perawat Bidan
“perluasan” peran yang dikenal sebagai perawat-bidan telah ada selama beabad-abad. Praktik modern memerlukan sertifikasi dan pendidikan khusus. CNM adalah perawat terdaftar yang telah menyelesaikan program studi khusus dan memiliki pengalaman klinis yang diakui oleh America College of Nurse Midwives. Mereka juga harus lulus uji sertifikasi sebelum memulai praktik. Mereka memenuhi syarat untuk mengkaji riwayat kesehatan yang lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk klien mereka. Mereka dapat memberika asuhaan pranatal lengkap, meliputi penyuluhan dan konseling. Mereka memenuhi syarat untuk memberikan perawatan komperhensif selama periode intrapartum, termasuk pelahiran bayi. Mereka mampu memberikan asuhan kepada ibu dan bayi baru lahir selama siklus maternitas, termasuk pelahiran , asalakan kemajuan ibu dianggap normal dan tanpa penyulit.

2.4.Konteks sosial asuhan keperawatan maternitas
Asuhan maternitas dipraktikan dalam konteks masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, asuhan maternitas dipengaruhi oleh nilai, sikap, dan praktik masyarakat tersebut. Akhir-akhir ini, masyarakat mengadopsi perspektif baru, terutama yang berhubungan dengan sikap terhadap peran pria dan wanita. Pergolakan perubahan sosial di negara ini, terutama dalam 25 tahun terakhir, telah membuka klinis pilihan terhadap perilaku.
2.4.1.      Perubahan sosial dan pilihan personal
Wanita khususnya megharapkan lebih banyak pilihan dalam gaya hidup. Bahkan mereka menuntut peran besar dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan mereka dan masyarakat luas di tempat tinggal mereka. Pada satu waktu, wanita harus membuat pilihan antara keluarga atau karier. Kini, wanita menggabungkan kedua hal tersebut. Terlebih banyak jenis pekerjaan dan profesi yang tadinya tertutup untuk wanita kini semakin mudah diperoleh. Undang-undang federal mendukung perlakuan yang sama ada wanita bekerja. Selain itu, kini tengah dikembangkan lebih banyak mekanisme untuk menentang diskriminasi dan praktik pekerjaan yang tidak adil terhadap wanita di tingkat negara bagian. Pada praktiknya, hukum antidiskriminasi sampai kini telah berpengaruhi pada institusi pendidikan. Hal ini telah memaksa perubahan bertahap pada bias sosial mengenai hak istimewa pria, yang terus menerus dihidupkan melalui nilai yang diarjakan di sekolah dasar dan sekolah menengah serta mencapai puncaknya pada praktik penerimaan dan pilihan karier berdasarakan jenis kelamin yang diterapkan pada perguruan tinggi dan universitas.
Wanita yang berkeluarga saat ini meluangkan lebih sedikit waktu dalam hidupnya untuk melahirkan dan membesarkan anak dibandingkan wanita di masa lalu. Fakta ini berpengaruh langsung pada struktur dan fungsi keluarga. Keluarga saat ini beranggotakan lebih sedikit, dan untuk mereka yang mulai melahirkan usia ibu pertengahan 20-an atau awal 30-an. Teknologi tingkat tinggi di banyak rumah tangga di Amerika telah membebaskan wanita dari pekerjaan rumah tangga yang menyita waktu; dengan demikian, perawatan rumah tangga tidak menjadi pekerjaan purna waktu seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan bertambahnya usia harapan hidup dapat meningkatkan kesehatan, wanita usia 35 sampai 40 tahun dapat menjadi sehat dan bersemangat serta dapat memandang kedepan dan  produktifitasnya sampai sekurang-kurangnya 25 tahun kedepan di luar lingkungan rumah.
Lambat lain, semakin banyak hubungan sederajat yang terbina di antara dua jenis kelamin. Semakin banyak pria yang memikul tanggung jawab dalam membesarkan anak dan mengurus rumah tangga saat pasangan mereka melanjutkan karier atau pekerjaannya. Ketika kedua belah pihak mengejar karier, manajemen rumah tangga, tugas-tugas, dan aktivits yang berhubungan dengan anak cenderung dibagi bersama. Dengan demikian, kekuatan sosial perlahan-lahan menjadi seimbang, dan eksploitasi yang terkait dengan jenis kelamin secara bertahap berkurang. Namun, masih panjang jalan yang harus ditempuh sebelum persamaan yang yang sebenarnya dapat dicapai.

2.4.2.      Statistik
Profil statistik bermanfaat karena meningkat sejumlah besar data tentang berbagai populasi. Dengan demikian, profil tersebut menyediakan tinjauan berharga bagi tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan mengenai kebutuhan dan kesenjangan dalam perawatan pada konteks sosial tertentu. Di Amerika Serikat, laporan statistik vital diterbitkan secara resmi oleh U.S. Public Health Service, National Center for Health Statistics, Vital Statistics Division. Terminologi mortalitas dan morbiditas diklasifikasikan menurut Manual of International Classification of Diseases, Injuries, and Causes of Death WHO.
a.       Angka kelahiran
Peningkatan jumlah kelahiran merupakan dampak peningkatan jumlah wanita yang subur antara 15 dan 44 tahun. Wanita usia subur ini lahir sebagai akibat “ledakan bayi” pasca perang Dunia II. Pada tahun 1992, angka fertilitas sementara adalah 62,9 lebih tinggi dari pada yang terjadi di tahun 1970-an dan 1980-an. Perkiraan rata-rata kelahiran hidup pada wanita usia 18 sampai 34 pada tahun 1992 adalah 2,1 . ( U.S. Bureau of the Census, 1992)
Pada tahun 1989, angka kelahiran melebihi 4 juta, tetapi diperkirakan turun dibawah jumlah pada tahun1990-an, saat generasi ledakan bayi menghentikan kelahiran. Pada tahun 2007, diperkirakan terjadoi peningkatan, dan pada tahun 2050, angka tersebut dapat mencapai 5 juta ( U.S. Bureau of the Census, 1992).. dengan demikian, pertimbangan penting yang memengaruhi jumlah anak yang dilahirkan setiap tahun adalah komposisi umur dan ukuran tubuh populasi wanita usia subur. Walaupun angka fertilitas dihitung menurut kelairan per 1000 wanita antara usia 15 dan 44 tahun, sebagian besar kehamilan terus berpusat pada wanita berusia 20-an. Ada sedikit peningkatan jumlah pernikahan sejak tahun 1968,. Namun banyak pasangan menikah memilih untuk tidak memiliki anak dan lebih banyak anak lahir dari kontrak sosial dan hubungan tidak esmi lainnya.
Akta kelahiran, kelima puluh negara bagian dan District of colombia menekankan agar akta kelahiran dibuat pada setiap kelahiran dan akta tersebut segera dikirim ke petugas pendaftaran setempat. Setelah didaftarkan, petugas pendaftaran setempat mengirim pemberitahuan kepada orang tua anak tersebut. Laporan lengkap juga dikirim dari petugas pendaftaran setempat untuk pejabat negara bagian kemudian ke Nasional Office of Vital Statistics di Washington.
Pendaftaran kelahiran yang lengkap dan akurat adalah tanggung jawab legal. Akta kelahiran memberi bukti umur , kewarganegaraan , dan hubungna keluargap sering kali diperlukan untuk layanan militer, paspor dan untuk mendapatkan tunjangan pensiun dan asuransi.
b.      Angka mortalitas
Mortilitas ibu, mengacu pada kematian akibat melahirkan; ini berarti penyebab utama kematian ibu adalah komplikasi kehamilan, kelahiran atau nifas. Penurunan angka mortalitas ibu stabil sejak tahun 1951. Penurunan tajam angka tersebut dimulai sekitar pertengahan tahun 1930-an dan berlanjut pada tahun 1956. Sejak itu, penurunan berlangsung lambat, tetapi kontinu yang mencapai puncaknnya pada angka 7,6 per 1000 kelahiran pada tahun 1990 dan angka 7,3 pada tahun 1992 ( Maternhal Child Health Bureau,1994). Angka tersebut diperkirakan terus menurun pada wanita kulit putih. Sayangnya penurunan angka tersebut tidak terjadi pada wanita non-kulit putih di Amerika Serikat. Wanita non-kulit putih di Amerika Serikat memliki insiden kematian akibat persalinan tiga kali lebih tinggi dari pada wanita kulit putih. Hal ini disayangkan , terutama dinegara terkaya didunia. Angka mortilitas wanita kulit putih sama dengan angka mortilitas wanita kulit putih 30 tahun yang lalu.
Resiko kematian ibu pada setiap wanita lebih rendah pada usia antara 20 dan 24 tahun. Resiko ini sedikit lebih tinggi pada wanita dibawah usia 20 tahun dan wanita usia 25 tahun ke atas. Bertambahnya usia berhubungan dengan tingginya angka mortalitas ibu. Pada usia 40 dan 44 tahun, angka mortalitas enam kali lebih tinggi dari pada usia 20 sampai 24 tahun. Pada kelompok usia tertinggi dalam rentang usia reproduksi, yakni 45 tahun ke atas, mortalitas sekitar 12 kali lebih tinggi dari pada kelompok usia terendah (U.S. Departement of Health and Human Services, 1993)
Penyebab kematian ibu. Penurunan mortalitas ibu akibat gangguan hemoragi kehamilan dan pelahiran merupakan faktor tunggal terbesar yang melandasi penurunan total angka mortalitas ibu. Gangguan hipertensi dan sepsis ( selain aborsi) dalah faktor berikutnya yang paling penting sebagai kondisi yang memengaruhi angka mortalitas.
Hemoragi, walaupun tidak lagi menjadi penyebab utama kematian ibu, tetap menjai faktor penting dalam morbiditas ibu dan merupakan penyebab utama kematian. Menurut klasifikasi resmi, hanya penyebab langsung kematian yang menjadi pertimbangan, walaupun penyebab predisposisi mungkin juga merupakan faktor penting. Misalnya, ibu dapat mengalami hemoragi masif, dan dalam kondisi lemahnya, ia dapat mengalami infeksi nifas yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Namun, kematian dilasifikasikan sebagai akibat infeksi nifas. Hemoragi sering menjadi faktor predisposisi dan pengaruhnya terhadap mortalitas ibu tidak boleh diremehkan.
Infeksi nifas adalah infeksi luka pada jalan lahir setelah melahirkan, yang kadang kala meluas, menyebabkan flebitis dan peritonitis. Perawat dapat berperan penting dalam membantu mencegegah infeksi tersebut dengan mempertahankan teknik sempurna dalam melakukan prosedur keperawatan.
Gangguan hipertensi kehamilan adlah gangguan tertentu yang khusus terjadi pada ibu hamil, terutama ditandai dengan edema hipertensif dan albuminuria serta dalam beberapa kasus berat dengan konvulsi dan koma. Asuhan pranatal adalah bagian penting dalam pencegahan atau deteksi dini gejala dan dengan terapi yang sesuai, gangguan ini sering kali dapat disembuhkan.
Penurunan mortilitas ibu. Faktor berikut paling berperan dalam penuruna angka mortalitas ibu secara keseluruhan di Amerika Seriakt selama 25 tahun terakhir.
·         Penatalaksanaan medis telah membaik. Penggunaan produk intravena secara luas dan pemantauan keseimbangan dan elektrolit, antibiotik, dan kemajuan penatalaksanaan anestesi telah berkontribusi terhadap penurunan tersebut. Akses legal terhadap aborsi juga membantu mengurangi jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh aborsi ilegal.
·         Perkembangan program pendidikan dan pelatihan yang tersebar luas dalam bidang obstetri dan asuhan maternitas telah menelurkan spesialis, perawat profesional, dan penyedia asuhan lain yang berkualitas. Hal ini merupakan faktor kritis dalam upaya mengurangi angka mortilitas ibu.
·         Fasilitas rumah akit yang lebih baik dan pembanguna rumah sakit alternatif untuk memenuhi permintaan konsumen akan lingkungan yang lebih menyerupai rumah untuk melahirkan trbukti menjadi faktor yang bermanfaat.
·         Perubahan nyata pada sikap dokter, perawat, dan orang tuan telah berkontribusi terhadap penurunan mortilitas ibu.
·         Perawatan pranatal merupakan menjadi prestasi penting dalam perawatn maternitas selama abad ini.
·         Pengenbangan program kesehatan ibu dan anak oleh departemen kesehatan mayarakat negara bagian dan kerja perawat kesehatan komunitas sangat membantu.

Mortalitas perinatal. Keperawatan maternitas terutama memerhatikan dua maslah mortilitas bayi. Mortilitas bayi yang mati dalam uterus sebelum lahir ( kematian janin) dan mortalitas bayi yang mati tidak lama setelah lahir (kematian neonatus). Istilah mortilitas perinatal digunakan untuk menunjukan kematian dalam dua kategori ini.
Angka kematian perinatal turun hampir 50% pada 25 tahun terakhir. Terdapat 180 kematian perinatal untuk setiap kematian ibu. Karena angka kematian itu rendah, angka kematian perinatal merupakan indikator tingkat perawatn obstetrik yang lebih baik. Beberapa faktor diyakini memengaruhi penurunan ini, yang meliputi penurunan angka fertilitas, praktik kontrasepsi yang lebih baik, ketersediaan aborsi klinis yang aman, dan standar hidup yang lebih tinggi pada populasi umum. Namun, statistik nasional ini terbukti tidak akurat dalam menggambarkan kecendrungan di daerah kota besar dan negara bagian selatan sebab penurunan mortalitas perinatal di wilayah tersebut sangat sedikit (Cunningham et al. 1993)
c.       Kegegalan reproduksi
Sekitar 10% kehamilan berakhir dengan aborsi spontan karena faktor, seperti defek perkembangan genetik, kondisi lingkungan yang tidak memuaskan, dan penyebab hormonal serta banyak etiologi yang tidak diketahui lainnya (Cunningham et al. 1993). Istilah kegagalan reproduksi digunakan untuk menggambarkan kehilangan hasil konsepsi.

2.5.Trend dalam asuhan perinatal
2.5.1.      Trend demografi
Saat ini terdapat beberapa tren utama di masyarakat yang memengaruhi industri layanan kesehatan. Tren ini berdampak langsung dan tidak langsung pada asuhan perinatal, terutama layanan keperawatan perinatal. Tatanan tempat layanan kesehatan diberikan tenaga kesehatan , dan cara pembayaran, semau akan ditranformasi oleh perubahan status ekonomi, demografi, sosial, dan status kesehatan ( Kierman, 1994;Haller, 1994)
Pertentangan tren masyarakat, perubahan kebutuhan klien, dan perubahan peran penyedia layanan dapat menyebabkan kebingungan tentang standar praktik keperawatan maternitas-perinatal. Untuk mengklarifikasu standar dasar praktik, The Assosiation of Women’s Health, Obstetrics and Neonatal Nurses mengembangkan standar untuk keperawatan obstetri, ginekologi dan neonatus. Standar ini tidak bertujuan membatasi inovasi dalam asuhan kepeawatan, melaikan harus dipandang sebagai bagian proses yang berkelanjuatan yang direvisi secara konstan saat kebutuhan muncul.

2.5.2.      Reformasi layanan kesehatan
Sejak pertengahan tahun 1970-an , segala upaya telah dibuat diberbagai tingkat pemerintahan untuk mengurangi biaya layanan kesehatan dan memperbaiki akses terhadap layanan medis. Upaya ini dikenal secara keseluruha sebagai “ reformasi Layanan kesehatan”. Namun ,hingga kini, tidak ada tindakan yang sama dan serius yang telah dilakukan. Akibatnya sebagian besar populasi tidak memilik asuransi kesehatan sam sekali atau memiliki akses terhadap layanan yang sangat terbatas.
·         Tindakan layanan kesehatan
·         Medicaid
·         Perinatal dan keluarga berencana
·         Kunjungan rumah

2.5.3.      Riset biomedis
Kemajuan teknologi yang dapat mengurangi pelahiran prematur, infertilitas, dan kehamilan yang tidak diinginkan seharusnya akan memperkecil jumlah janin yang mengalami gangguan, jumlah keluarga yang tidak memiliki anak, jumlah anggota keluarga yang semuanya dapat mengurangi biaya asuhan perinatal ( Klerman , 1994). Kemajuan ilmu pengetahuan terutama dibidang kontrasepsi, akan berpengaruh pada kesehatan reproduksi. Perkembangan kontrasepsi yang baru dan maju, yang meliputi kontrasepsi yang dbuat untuk pria dan yang digunakan secara aman oleh remaja, akan membatasi biaya kesehatan secara signifikan.
                         
2.5.4.      Status kesehatan
Tingginya insiden bayi berat badan lahir rendah di Amerika Serikat dan peningkatan angka penyakit menular seksual adalah tren kesehatan yang berdampak pada praktik perinatal. Tingginya proporsi bayi berat badan lahir rendah sangat berperan terhadap lambatnya penuruna angka mortilitas bayi secara nasional. Kebanyakan bayi berat badan lahir rendah adalah bayi prematur, dan ondisi ini menyebabkan dua pertiga dari 39.000 kematian bayi pertahun di amerika. Berbagai faktor resiko berkontribusi terhadap berat badan lahir rendah dan prematuritas.
                         

2.5.5.      Pilihan layanan kesehatan
Pilihan asuhan perinatal. Peningkatan jumlah wanita, terutama yang lebih mapan dan berpendidikan, mebuat pilihan mereka akan asuhan perinatal didengar. Pemakaian teknologi yang lebih sedikit dan pengalaman kelahiran yang lebih berpusat pada keluarga sering kali dicari dan diminta. Rumah sakit yang ingin mempertahankan klien mereka dan meningkatkan jumlah pelahiran, merancang kembali unit ,mereka untuk memastikan keuntungan.
Lingkungan persalinan dan pelahiran. Satu ruang yang dapat mengakomoasi persalinan, pelahiran, dan pemulihan dicari. Perwat bidan sering kali diminta sebagai praktisi pilihan.
2.6.Arahan masa depan dalam tatanan asuhan maternitas-perinatal
Dalam praktikmkeperawatan saat ini, ada pergeseran dari layanan keperawatan di institusi menjadi dua bidang lain; layanan kesehatan dirumah dan layanan kesehatan dikomunitas. Layanan kesehatan dikomunitas bukan fenomena baru dalam asuhan maternitas; keperawatan kesehatan masyarakat selalu beakar pada pemberian asuhan kepada ibu dan anak mereka dengan kunjungan rumah, klien bayi sehat, dan klinik imunisasi.
2.6.1.      Lahirnya layanan kesehatan perinatal dirumah
Perawatan dirumah adalah fenomena yang berkembang dalam layanan kesehatan saat ini. U>S> Departemen of Commerce menyebutnua sebagai salah satu sektor yang berkembang cepat dibidang layanan kesehatan( Weinstein, 1993). Kunjungan rumah , yang berpusat pada perawatan ibu-anak, perawatan kronik, dan promosi kesehatan harus memenuhi tuntutan terbaru pada banyak populasi yang memiliki berbagai maslah medis, yang beberapa diantaranya akut dan memerlukan perawatan intensif.
Layanan kesehatan komunitas dan perrawatan kesehatan dirumah berbeda dari perawatan dalam institusi karena tatanan rumah benar-benar berada dalam teritorial klien. Dasar makna rumah adlah berbagai elemen kepemilikan, pengendalian, keamanan. Perkembangan keluarga, kemndirian, kenyamanan, dan perlindungan. Perawat diundang kerumah dan pegendalian ada ditangan klien.
Perawat kesehatan dirumah tidak lagi sepenuhnya menjadi perawat umum. Perawat ahli diperlukan untuk meningkatkan kompleksitas dan ketajaman perawatan dirumah (Stulginsky, 1993). Prediksi untuk tahun 2000 menunjukan bahwa kesehatan dirumah akan memerlukan lebih dari 8000 perawat teraftar dari pada yang diperkerjakan pada tahun 1990 untuk memenuhi permintaan yang semakin banyak (U.S. Departement of Health and Human Services, 1991)
2.6.2.      Inovasi dalam pemberian pelayanan asuhan perinatal
Dengan mempertimbangkan maslah akses, retensi dan segala hal yang berkaitan dengan pranatal, penambahan terhadap program pemberian pelayanan kesehatan selama kehamilan dan setelah kelahiran yang ada diperlukan. Healthy people 2000 menyatakan bahwa perawatan pranatal adalah prioritas pada agenda kesehatan bangsa dan menganjurkan untuk mengekplorasi model peraawatan alternatif untuk menurunkan atau mengurangi beberapa hasil akhir perinatal yang tiak diinginkan, yang menggangu masyarakat . hal ini meliputi angka bayi berat badan lahir rendah yang tidak merata pada berbagai kelompok budaya dan peningkatan angka wanita yang tidak mencari atau terlambat mencari asuhan prabatal (Alfonso et al, 1993)
 Berbagai rencana telah dikembangkan untuk mengevaluasi intervensi inovatif untuk layanan asuhan pranatal. Community Health Nursing Pranatal Care Program dirancang untuk melengkapi layanan obstetrik standar dengan layana kesehatan spesifik dan intervensi yang melibatkan partisipasi masyarakat ditargetkan untuk peka budaya dan sessuai dengan gaya hidup wanita etnik di hawaii (Alfonso et al, 1993. Perawat komunitas yang memiliki keahlian khusus dalam kesehatan ibu-anak adalah penyedia layanan utama.
Demikian pula perawatan dirumah untuk klien yang beresiko mengalami persalinan prematur meliputi pemantauan uterus di rumah. Jika layanan diberikan dirumah dan penyedia layanan adalah perawat perinatal, fokusnya adalah klien, dan tujuan prawatan adalah pemeliharaan kesehatan, bukan “mengobati” dengan teknologi. Pada tahun 1989, Kasier Permanente of Ohio dan Profesional Nurse’s Associate, inc. Berkolaborasi untuk memberikan program pemulihan pascapartum yang erpusat dirumah untuk memenuhi kenutuhan ibu setelah melahirkan, bayi baru lahir, dan keluarga setelah rawat inap diruma sakit yang singkat.



BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Asuhan maternitas berkembang dari orientasi penyedia layanan menjadi orientasi penerima layanan, dan berbagai istilah digunakan untuk menjelaskan konsep asuhan. Di era modern ini terjadi peningkatan pada teknologi tinggi dan peningkatan spesialisasi dalam perawatan ibu dan bayi. Untuk menurunkan fragmentasi dan segmentasi perawatan dan menyediakan perlindungan konseptual untuk menggabungkan perawatan ibu-janin sebagai satu unit, istilah perinatal kini digunakan.
Penggunaan statistik memungkinkan pembuat kebijakan kesehatan dan penyedia layanan kesehatan untuk mengamati tren dan kejadian di arena kesehatan; dengan demikian, mereka nmampu memprediksi dan menyusun rencana untuk meminimalkan atau mengendalikan hasil akhir kesehatan.
Tren utama dalam masyarakat dan industri layanan kesehatan saat ini memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada perawatan perinatal. Tren demografi dalam populasi, terutama status perkawinan dan distribusi usia, mempengaruhi angka kelahiran. Reformasi layanan kesehatan meliputi “paket reformasi layanan kesehatan” yang kontroversial dan bertujuan meningkatkan akses untuk semua individu dan mengurangi biaya, tetapi dapat memiliki pengaruh negatif pada banyak layanan perinatal. Riset biomedis meliputi penemuan baru, kemajuan teknologi, dan riset serta perkembangan teknologi, yang menghasilkan aplikasi ilmu pengetahuan untuk memperbaiki hasil akhir perinatal. Pilihan wanita difokuskan pada perawatan komunitas dan perawatan di rumah, bukan perawatan di institusi, dan pengurangan campur tangan teknologi dalam proses kelahiran.
Peran praktik keperawatan lanjutan dalam asuhan perinatal menjadi semakin diperlukan saat asuhan perinatal pindah dari tatanan rumah sakit ke tatanan komunitas dan rumah. Program inovatif dan metode pemberian perawatan yang kreatif dikembangkan untuk memberikan akses yang lebih baik dan pengurangan biaya serta memberikan ringkasan tren nasional dan internasional. Program dan metode tersebut sangat bermanfaat dalam perencanaan program asuhan.
3.2. Saran
1.      Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai filosofi askep temporer.
2.      Bagi Pembacap
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang filosofi askep temporer.
3.      Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam filosofi askep temporer.
4.      penanganan Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah informasi tentangfilosofi askep temporer  serta dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;