Rabu, 28 Agustus 2013

PARTOGRAF (PENGISIAN PARTOGRAF)



PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala suatu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. (Anonim. 2013 ) Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan.( saifudin, abdul bari. 2002).      Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan ( depkes RI, 2004).

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah :
  1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
  2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
  3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Partograf dapat digunakan:
  • Untuk semua ibu dalam semua aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
  • Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dll).
  • Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalian kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Specialis Obstetri, Bidan, Perawat, Dokter Umum)
Mencatat Temuan Pada Partograf
A. lnformasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.

B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air
ketuban dan penyusupan (kepala janin)

1. Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tandatanda  gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160. untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.

2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
• U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
• J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih
• M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
• D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
• K :selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi ("kering")

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir

3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar detajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD). Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.

Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambanglambang berikut ini:
0: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 ; tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besamya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besamya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri.

Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum arigka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukkan waktu 30 menit untuk pencatatat waktu pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi ibu.

1. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besamya pembukaan serviks.
Perhatikan:
• Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besamya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil periksa dalam.
• Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada. Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)

http://3.bp.blogspot.com/_JdayxWe_Qak/SwQJtJP8clI/AAAAAAAAAcQ/xDXaSfIbS_g/s640/Picture2.jpg
2. Penurunan bagian terbawah janin
Setap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tandatanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai cantah, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari setiap pemeriksaan dengan
garis tidak terputus


http://1.bp.blogspot.com/_JdayxWe_Qak/SwQKb3V7GPI/AAAAAAAAAcY/krZs79Uj278/s640/Picture3.png


3. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll).

Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.

Jam dan waktu
1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).

Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
http://2.bp.blogspot.com/_JdayxWe_Qak/SwQLLSrWG9I/AAAAAAAAAcg/wkWb46IEqWM/s640/Picture4.jpg
Obat-Obatan Dan Cairan Yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin,
obat-obat lainnya dan cairan IV.

1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.

2. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.

Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.

Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau
diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.

2. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkernih).
Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam
urin.


Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf,
atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu
saat membuat catatan persalinan
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
• Jumlah cairan per oral yang diberikan
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan

Pencatatan pada lembar belakang partograf.
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I samapai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama peamantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.
Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut :
a.    Data dasar.
b.    Kala I
c.    Kala II
d.   Kala III
e.    Bayi baru lahir.
f.     Kala IV.
Cara pengisian :
Berbeda dengan halaaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar paretograf ini diiisi setelah semua proses persalinan selesai. Adapun caara pengisian acatatatn persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampaikan menurut unsur-unsurnya sebagai berikut :
a.       Data dasar
Terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang tealah disediakan,atau dengan cara memberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertasnyaan no 8njawaban bisa lebih dari 1.
b.      Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan – pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan no 9, lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diiisi jika terdapat masalah laiinya dalam persalinan.
c.       Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda √ pada kotak disamoping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 13, jika jawabannya ”Ya” tulis indikasinya. Sedangkan untuk no 15 dan 16 jika jawabannya ” Ya ”, isi jenis tindakan yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan no 14 jawaban bisa lebih dari satu. Sedangkan untuk masalah lain hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada kala II.
d.      Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitoksin, penegangan tali pust terkendali, massage fundus, plasenta lahir lengkap, placenta tidak lahir lebih dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk no 25,26 dan 28 lingkari jawaban yang benar
e.       BBL
Informasi tentang BBL terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi BBL, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertantyaan no 36 dan 37, lingkari jawaban yang sesuai sedangkan untuk no 38 jawaaban bisa lebih dari satu.
f.       Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah,nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah ada resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnaya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.

Contoh Kasus 1 :Ibu masuk  rumah sakit pada fase persalinan aktif  pada pukul 10.00
o   TD 110/70 mmHg
o   Kepala janin teraba 3/5
o   Pembukaan servik 4 cm
o   Kontraksi uterus tidak adekuat (2x dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung  < dari 20 – 40 detik)
o   Ketuban pecah spontan dan  cairan amnion jernih
Pukul 14.00
o   Kepala janin teraba 3/5
o   Pembukaan servik 6 cm  dan bergerak kearah kanan garis waspada
o   Kontraksi uterus sedikit meningkat (3x dalam 10 menit,setiap kontraksi berlangsung selama 45 detik).
o   Mulase derajat dua
Pukul 17.00
o   Kepala janin tetap teraba 3/5
o   Pembukaan servik tetap 6 cm
o   Mulase derajat tiga
o   DJJ (denyut jantung janin) 92x per menit
o   Cairan amnion bercampur dengan mekonium
Seksio sesaria dilakukan pukul 17.30 karena terjadi gawat janin

0 komentar:

Posting Komentar

 
;