Jumat, 05 Juli 2013

ASKEP TUMOR ADNEKSA



ASKEP TUMOR ADNEKSA

1.Pengertian
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan (Hanifa,1997 hal 396).
Tumor adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus.
2.Anatomi dan Fisiologi
Alat reproduksi wanita dapat dibagi menjadi 2 organ yaitu organ eksterna dan organ interna.
Organ eksterna kita kenal sebagai vulva yang terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, himen, vestibula dan introitus vagina.
Organ genetalia interna yang terletak di dalam pelvis terdiri dari uterus, ovarium dan tuba fallopi.
Uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu endometrium, miometrium dan perimetrium. Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Fungsi utama uterus adalah untuk menahan ovum yang telah dibuahi dan tempat pertumbuhan, janin selama kehamilan.
Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari terletak di kiri dan di kanan uterus. Ovarium memiliki 3 fungsi : Memproduksi ovum, memproduksi hormon estrogen dan progesteron, serta berperan dalam pengaturan siklus menstruasi.
Tuba fallopi, berjalan di sebelah kiri dan kanan uterus. Fungsi normal tuba fallopi adalah untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus juga menyediakan tempat untuk pembuahan.


3.Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal.
4.Patofisiologi
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma.
Menurut Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a. Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi sel ganas ke saluran limpa.
5.Gambaran Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang bercampur dengan darah.


6.Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan pelvik. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b.Test papanicolau. Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.Ultra sound / USG. Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
d.Endoskopi. Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
1) Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2) Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
3)Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
4)Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5)Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.

7.Pengobatan Medik
Penangana utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP ( Total Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy + Omentektomy + Appendektomi ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
8.Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun



Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.Pengkajian
   a.Pengumpulan data
1)Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, identitas    penanggung.
2)Pengkajian fisik meliputi keadaan umum lemah, nyeri, gelisah, pucat, perdarahan pervagina, HB turun, BB turun.
3)Pemeriksaan penunjang meliputi : laboratorium, dan radiology.
4)Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, olah raga, istirahat / tidur dan personal hygiene.
5)Pola reproduksi : menarche, durasi haid, teratur tidaknya, siklus haid, riwayat kehamilan persalinan dan nifas.
2.Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociseptor ditandai dengan :
pasien mengeluh nyeri, Ekspresi wajah meringis, Pasien nampak gelisah
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :Hb menurun, mukosa nampak pucat, tekanan darah menurun
c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan : Pasien mengeluh cepat lelah, keadaan umum nampak lemah
d.            Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan : Pasien bertanya tentang penyakitnya, ekspresi wajah murung, pasien nampak sulit berkonsentrasi, sulit berkomunikasi.



3.Perencanaan
1. DX 1
Nyeri teratasi dengan criteria ekspresi wajah ceria, pasien tidak gelisah, pasien dapat istirahat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1)      Istirahat di tempat tidur
Rasional : dengan insirahat akan mengurangi beban kerja tubuh terutama bagian yang rusak.
2)   Latihan nafas dalam
Rasional : Meningkatkan sirkulasi sehingga nyeri berkurang.
2)      Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
Rasional : terjadi vasodilatasi yang menghambat impuls nyeri.
4)   Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan saraf sehingga nyeri tidak dipersepsikan.
2. DX 2
Tindakan Keperawatan
1)      Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.
2)   Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.
3)      Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfusi
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif
alam perawatan dan pengobatan.
4)      Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
5)      Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfusi
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.
3. DX 3
Tujuan :
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan
1)         Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas
            Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan     pasien.

2)         Layani kebutuhan pasien di tempat tidur
Rasional : Agar kebutuhan pasien terpenuhi.
3)                  Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.

4. DX 4
Tujuan :
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tindakan Keperawatan
1)         Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
2)         Tunjukkan rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.
3)         Luangkan waktu untuk berbincang-bincang
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
4)         Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.
4.Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah ditentukan. Dalam perwujudan tersebut ditangani oleh yang menyusun perencanaan atau didelegasikan kepada orang lain yang dipercaya dalam memberikan tindakan keperawatan serta mampu dan memepunyai kewenangan dalam melaksanakan rencana perawatan.
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan :
Kemampuan intelektual termasuk kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan teknik atau keahlian.c.Kemampuan interpersonal

Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
·   Berdasarkan respon pasien.
·   Berdasarkan penggunaan sumber.
·   Sesuai dengan standar profesi.
·   Memiliki dasar hukum dan dasar ilmiah
·   Meningkatkan kerja sama dengan profesi lain
·   Diharapkan dapat meningkatkan daya self care dan self releance dari pasien.


5.Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan tercapai atau tidak, yaitu
a.Apakah nyeri teratasi ?
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?
d.Apakah kecemasan teratasi ?
Pada saat evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.













DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda J, 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.
Depkes, 1999, Indonesia Sehat 2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi   Pembangunan Kesehatan, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.
Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta.
Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Prayetni, 1997, Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi, Pusdiknakes, Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;