ASKEP TUMOR ADNEKSA
1.Pengertian
Tumor adneksa
adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba
fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan
(Hanifa,1997 hal 396).
Tumor adneksa
merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder berasal dari
tumor ganas ovarium atau uterus.
2.Anatomi dan Fisiologi
Alat
reproduksi wanita dapat dibagi menjadi 2 organ yaitu organ eksterna dan organ
interna.
Organ
eksterna kita kenal sebagai vulva yang terdiri dari mons veneris, labia mayora,
labia minora, klitoris, himen, vestibula dan introitus vagina.
Organ genetalia interna yang terletak di dalam pelvis terdiri dari uterus, ovarium dan tuba fallopi.
Organ genetalia interna yang terletak di dalam pelvis terdiri dari uterus, ovarium dan tuba fallopi.
Uterus
terdiri dari 3 lapisan yaitu endometrium, miometrium dan perimetrium. Uterus
terdiri dari 3 bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
Fungsi utama uterus adalah untuk menahan ovum yang telah dibuahi dan tempat
pertumbuhan, janin selama kehamilan.
Ovarium
adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari terletak di kiri dan di kanan
uterus. Ovarium memiliki 3 fungsi : Memproduksi ovum, memproduksi hormon
estrogen dan progesteron, serta berperan dalam pengaturan siklus menstruasi.
Tuba fallopi, berjalan di sebelah kiri dan kanan uterus. Fungsi normal tuba fallopi adalah untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus juga menyediakan tempat untuk pembuahan.
Tuba fallopi, berjalan di sebelah kiri dan kanan uterus. Fungsi normal tuba fallopi adalah untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus juga menyediakan tempat untuk pembuahan.
3.Etiologi
Penyebab
tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang
menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba
fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan
yang abnormal.
4.Patofisiologi
Tumor adneksa
kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba fallopi
sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai
macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling
sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau
limposarkoma.
Menurut
Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi
3 tingkatan :
a. Jenis
tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi sel ganas ke saluran limpa.
b. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi sel ganas ke saluran limpa.
5.Gambaran Klinik
Pada awalnya
penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti :
perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung,
kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti
dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah
vagina yang bercampur dengan darah.
6.Pemeriksaan
Diagnostik
a. Pemeriksaan
pelvik. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina
dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b.Test
papanicolau. Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk
mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap
awal.
c.Ultra sound / USG. Digunakan
untuk menentukan lokasi massa
tumor
d.Endoskopi. Untuk melihat lapisan dan jaringan
disekitarnya secara langsung :
1) Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2) Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
1) Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2) Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
3)Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui
servik untuk melihat bagian dalam uterus.
4)Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5)Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
4)Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5)Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
7.Pengobatan Medik
Penangana utama yang
dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP (
Total Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy + Omentektomy +
Appendektomi ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
8.Pencegahan
Sebelum seseorang terkena
penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan
dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang
sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear
minimal sekali setahun
Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
1.Pengkajian
a.Pengumpulan data
a.Pengumpulan data
1)Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
identitas penanggung.
2)Pengkajian fisik meliputi keadaan umum lemah, nyeri, gelisah, pucat,
perdarahan pervagina, HB turun, BB turun.
3)Pemeriksaan penunjang meliputi : laboratorium, dan radiology.
4)Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, olah raga, istirahat /
tidur dan personal hygiene.
5)Pola reproduksi : menarche, durasi haid, teratur tidaknya, siklus haid,
riwayat kehamilan persalinan dan nifas.
2.Diagnosa keperawatan
a. Nyeri
berhubungan dengan iritasi pada nociseptor ditandai dengan :
pasien mengeluh nyeri, Ekspresi wajah meringis, Pasien nampak gelisah
pasien mengeluh nyeri, Ekspresi wajah meringis, Pasien nampak gelisah
b.Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :Hb
menurun, mukosa nampak pucat, tekanan darah menurun
c. Gangguan
pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan : Pasien mengeluh
cepat lelah, keadaan umum nampak lemah
d.
Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya
ditandai dengan : Pasien bertanya tentang penyakitnya, ekspresi wajah murung, pasien
nampak sulit berkonsentrasi, sulit berkomunikasi.
3.Perencanaan
1. DX 1
Nyeri teratasi dengan criteria
ekspresi wajah ceria, pasien tidak gelisah, pasien dapat istirahat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1)
Istirahat di tempat tidur
Rasional : dengan insirahat
akan mengurangi beban kerja tubuh terutama bagian yang rusak.
2) Latihan nafas dalam
Rasional : Meningkatkan
sirkulasi sehingga nyeri berkurang.
2)
Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
Rasional :
terjadi vasodilatasi yang menghambat impuls nyeri.
4) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan saraf sehingga nyeri tidak
dipersepsikan.
2. DX 2
Tindakan Keperawatan
1)
Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah
akan tercermin pada tanda-tanda vital.
2) Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui
perkembangan Hb setiap hari.
3)
Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfusi
Rasional
: Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif
alam perawatan dan pengobatan.
4)
Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan
antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang
menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
5)
Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfusi
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.
3. DX 3
Tujuan :
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan
1) Kaji
tingkat kemampuan pasien beraktifitas
Rasional
: Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.
2) Layani kebutuhan pasien di tempat tidur
Rasional : Agar kebutuhan
pasien terpenuhi.
3)
Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan
kebutuhan pasien.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.
4. DX 4
Tujuan :
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tindakan Keperawatan
1) Bina
hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien
mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
2) Tunjukkan
rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat
meningkatkan harga diri.
3) Luangkan
waktu untuk berbincang-bincang
Rasional :
Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
4) Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional :
Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.
4.Implementasi
Implementasi
merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah
ditentukan. Dalam perwujudan tersebut ditangani oleh yang menyusun perencanaan
atau didelegasikan kepada orang lain yang dipercaya dalam memberikan tindakan
keperawatan serta mampu dan memepunyai kewenangan dalam melaksanakan rencana
perawatan.
Ada beberapa kemampuan
yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan :
Kemampuan intelektual termasuk
kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan teknik atau keahlian.c.Kemampuan interpersonal
Kemampuan teknik atau keahlian.c.Kemampuan interpersonal
Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
·
Berdasarkan respon pasien.
·
Berdasarkan penggunaan sumber.
·
Sesuai dengan standar profesi.
·
Memiliki dasar hukum dan dasar ilmiah
·
Meningkatkan kerja sama dengan profesi lain
·
Diharapkan dapat meningkatkan daya self care dan
self releance dari pasien.
5.Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari
proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan tercapai
atau tidak, yaitu
a.Apakah nyeri teratasi ?
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?
d.Apakah kecemasan teratasi ?
Pada saat
evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam rencana
keperawatan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda J, 1998,
Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.
Depkes, 1999, Indonesia Sehat
2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999,
Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica Ester, Edisi 3,
EGC ; Jakarta.
Guyton, Arthur C, 1997, Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.
Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan
Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan,
Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta.
Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi
dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Prayetni, 1997, Asuhan
Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi, Pusdiknakes, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar