BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tahun 1990-an disebut sebagai dekade kesehatan wanita; reproduksi
menjadi fokus perhatian utama. Undang-undang dan upaya kebijakan telah
memfokuskan perhatiannya kepada wanita sebagai penerima dan pemberi layanan
kesehatan. Peningkatan jumlah wanita dan anak-anak yang hidup dalam kemiskinan,
epidemik kehamilan remaja, jumlah tenaga kerja wanita, peningkatan jumlah
wanita pengidap AIDS, efek imigrasi dan perpindahan penduduk, dan semakin
majunya teknologi reproduksi, semuanya mempengaruhi keluarga yang menanti
kelahiran bayi dan menciptakan tekanan yang sangat besar bagi pemecahan masalah
kritis. (Quimby, 1994). Kompleksitas tren masyarakat terkini ini
menimbulkan tantangan bagi pemberi layanan kesehatan ibu-anak.
Kelahiran adalah persoalan keluarga, dan kesehatan reproduksi seluruh
keluarga adalah landasan masyarakat yang sehat. Pengetahuan tentang anatomi dan
fisiologi organ reproduksi serta perkembangan janin dari konsepsi sampai lahir
diperlukan oleh setiap orang yang berpastisipasi dalam asuhan maternitas.
Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan manusia baru memiliki implikasi yang luas
bagi keluarga, kesehatan, kesejahteraan dan dan keamanan setiap ibu, ayah, dan
bayi baru lahir harus dilindungi, dan tingkat kesejahteraan tertinggi bagi
setiap keluarga yang menanti kelahiran bayi harus dicapai dalam lingkup kesejahteraan
fisik, emosi, dan sosial yang lebih luas. Penting untuk memahami pengaruh
struktur dan fungsi keluarga dalam
masyarakat terhadap perilaku reproduktif dan kesehatan keluarga yang menanti
kelahiran bayi, terutama di era teknologi yang sangat kompleks ini.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai filosofi dan asumsi yang
mendasari asuhan keluarga selama reproduksi serta mengupas konsep dasar
keperawatan.
1.2.Tujuan
1.2.1.
Tujuan umum
Adapun tujuan umum disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui
filosofi asuhan keperawatan temporer.
1.2.2.
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus disusunnya makalah ini adalah:
·
Untuk mengetahui perkembangan
asuhan maternitas
·
Untuk mengetahui filosofi asuhan
maternitas
·
Untuk mengetahui keperawatan
maternitas perinatal dan asuhan yang berpusat pada keluarga
·
Untuk mengetahui konteks sosial
asuhan keperawatan maternitas
·
Untuk mengetahui trend dalam
asuhan perinatal
·
Arahan masa depan dalam tatanan
asuhan maternitas-perinatal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan asuhan
keperawatan maternitas
2.1.1.
Obstetri
Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran yang membahas proses kelahiran,
keadaan sebelum kelahiran, dan proses setalah kelahiran. Dengan demikian,
obstetri berfokus, terutama pada fenomena dan penatalaksanaan kehamilan,
persalinan, dan masa nifas dalam kondisi yang normal dan abnormal (Cunningham
et al., 1993)
Kata obstetri berasal dari obstetricia atau obstetrix,
yang berarti bidan. Kata kerja latin obsto berarti siap siaga. Di
Inggris dan Amerika Serikat, cabang ilmu kedokteran ini disebut kebidanan
sampai akhir abad ke-19 ketika istilah obstetri menjadi lebih dikedepankan.
Setelah perang dunia II, terminologi berubah menjadi asuhan maternitas
karena fokusnya pada penerima asuhan bukan pemberi asuhan. Kini, asuhan
maternitas memiliki arti yang lebih luas pada ibu, bayi baru lahir, dan anggota
keluarga yang lain. Asuhan maternitas menekankan pentingnya hubungan interpersonal
yang bermakna dalam keluarga dan mempertimbangkan faktor krusial dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar secara keseluruhan.
Istilah kesehatan ibu-anak digunakan selama lebih dari 70 tahun
ketika membicarakan tentang kebutuhan kesehatan dan pemberian asuhan kepada ibu
dan bayi baru lahir. Pada tahun 1912, U.S. Children’s Bureau didirikan oleh
undang-undang kongres untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak “di antara
semua kelas masyarakat”. Sampai dilakukan reorganisasi ke dalam National
Institutes of Health, Children’s Bureau akan terus memberikan kontribusi
penting guna meningkatkan kesehatan ibu-anak di negara ini.
2.1.2.
Asuhan perinatal
Dalam dekade terakhir, saat pengetahuan dan
teknologi terus berkembang, sebuah upaya yang dilakukan untuk membentuk payung
konseptual yang menaungi layanan kesehatan ibu-janin sebagai satu
unit. Oleh karena itu muncul istilah asuhan perinatal. Menurut definisi, kata
perinatal berarti 6 minggu sebelum dan setelah kelahiran; namun pada
kenyataannya, makna konotasi jauh lebih luas. Semua definisi diatas menunjukan
bahwa orientasi obstetrik dan pediatrik turut terlibat.
Oleh
karena itu, asuhan perinatal merupakan metode pemberian layanan kesehatan yang
membatasi segmentasi dan fragmentasi asuhan ibu dan bayi baru lahir.
Asuhan
perinatal juga berhubungan dengan ibu dan bayi baru lahir beresiko tinggi
dirumah sakit yang dirancang sebagai perawatan tersier, atau rumah sakit
tingkat III. Rumah sakit ini memiliki sumber daya dan tenaga yang ahli untuk
menangani berbagai komplikasi kehamilan atau komplikasi yang mungkin di alami
bayi baru lahir. Personal diinstitusi tingkat III memberikan perawatan untuk
klien normal dan untuk semua tipe penyakit dan abnormalitas pada ibu-janin dan
neonatus, sebaliknya rumah sakit tingkat I menyediakan penatalaksanaan bagi
klien maternal dan neonatus yang tidak memiliki faktor penyulit. Di institusi
ini, harus ada komponen layanan preventif yang kuat dan upaya deteksi dini masalah
aktual dan potensial yang kemudian dapat dirujuk ke rumah sakit tingkat III.
Rumah sakit tingkat II menyediakan layanan yang sama seperti rumah sakit
tingkat I; namun mereka dapat memberikan layanan untuk beberapa maslah
obstetrik beresiko tinggi dan penyakit neonatus tertentu yang tidak memerlukan
keahlian dan teknologi kompleks seperti yang ditemukan pada rumah sakit tingkat
III.
Filosofi asuhan maternitas
Ketika
merespon kebutuhan klien dalam hal pemeliharaan kesehatan dan penatalaksanaan
penyakit, petugas kesehatan harus mempertimbangkan, perubahan sikap, sosial dan
budaya saat ini. Layanan kesehatan tidak diberikan dalam ruang hampa; layanan
kesehatan berlangsung dalam konteks sosial yang lebih luas dan sangat
dipengaruhi oleh pemikiran dan perubahan yang ditujukan oleh masyarakat saat
ini. Filosofi asuhan berkembang dari pemikiran dan perubahan tersebut.
Kita
yakin asuhan keperawatan maternitas merupakan filosofi perawatan klien, bukan
bidang khusus layanan medis atau keperawatan. Seperti yang telah dinyatakan
sebelumnya, memiliki anak adalah persoalan keluarga; dengan demikian, asuhan
keperawatan dan medis pada klien maternitas adalah aktivitas yang berpusat pada
keluarga.
Hampir
tidak ada proses fisiologis normal yang membuat seseorang reaksi individual
yang begitu besar dalam sebuah konteks normal. Bagi ibu dan pasangannnya, reaksi
menjadi orang tua mungkin didasari oleh berbagai peristiwa dari masa
kanak-kanak, remaja, atau dewasa. Tentunya reaksi tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan rumah tempat keduannya berasal. Selain itu tingkat kepuasaan calon
orang tua dan tingkat kesenangan ibu pascapartum dan bayi baru lahir
dimodifikasi oleh hubungan interpersonal dengan orang terdekat yang paling
penting bagi mereka di lingkungan pelayanaan kesehatan.
Keperawatan maternitas
perinatal dan asuhan yang berpusat pada keluarga
2.3.1. Definisi
Keperawatan
maternitas perinatal adalah pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
profesional yang mengidentifikasi, befokus dan beradaptasi dengan kebutuhan
fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir. Makna yang
tersirat dalam definisi ini adalah pernyataan pendekatan yang berpusat pada
keluarga, yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang
memiliki fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh anak, dan saling mendukung
anggota keluarganya.
“keluarga”
bukan berarti selalu keluarga inti tradisional yang terdiri dari pasangan yang
telah menikah dan anak-anak mereka.
2.3.2. Implementasi
Keperawatan
maternitas-perinatal mencakup perawatan langsung dan personal pada ibu bersalin
dan bayi baru lahir serta aktivitas yang berhubungan, seperti penyuluhan,
konseling, dan supervisi sepanjang fase kehamilan dan persalinan. Landasan
perawatan adalah pendidikan klien tentang pemeliharaan kesehatan dan kesehatan
reproduksi. Hal yang unik adalah bahwa perawat harus merawat, mendidik, dan
memberi konseling kepada semua kelompok umur, karena unit perlahiran dapat
mencakup banyak tahap dalam siklus kehidupan.
Perawat
akan melakukan intervensi untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah yang
disebabkan oleh stres fisiologis, psikologis atau sosial. Selain itu, perawat
harus membuat klien menyadari prinsip peeliharaan kesehatan sehingga mereka
dapat mengintegrasikan prinsip tersebut kedalam pola perilaku kesehatan
preventif mereka.
Aspek
keperawatan maternitas-perinatal yang signifikan pada tingkat profesional
adalah bahwa asuhan keperawatan mencakup interaksi yang bertujuan dan kontinu
selama perawat mengkaji masalah klien dan sumber daya yang ada kemudian
mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah dan mendukung kekuatan yang ada.
Apabila kondisi klien memerlukan layanan tambahan dari anggota tim kesehatan
lain, klien akan diberi rujukan atau konsultasi.
Keberhasilan
implementasi asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga meliputi
pengetahuan bahwa pemberian asuhan bermutu tinggi memerlukan upaya tim yang
terdiri atas ibu dan keluarganya, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Komposisi
tim dapat bervariasi dari satu tatanan ketatanan lain dan terdiri atas dokter
kandungan, dokter anak, dokter keluarga, perawat bidan yang beijazah (certified
nurse-widwife, CNM), praktisi perawat, dan spesialis perawat klinis perinatal.
Walaupun dokter bertanggung jawab dalam mengarahkan penatalaksanaan medis,
anggota tim yang lain harus bekerja sama dalam mengelola layanan kesehatan
keluarga, dan masing-masing anggota harus bertanggung gugat performa asuhannya.
Konsep tim meliputi hubungan kerja sama antara rumah sakit, penyedia layanan,
dan masyarakat dalam sistem perawatan terpadu untuk memberikan spektrum
menyeluruh dalam asuhan maternitas-bayi baru lahir.
2.3.3.
Peran praktik lanjutan dalam
asuhan keperawatan maternitas
Seiring
perkembangan sistem layanan kesehatan, ruang lingkup pralktik untuk perawat
maternitas-perinatal juga berkembang. Pada tahun 1970-an, konsep perluasan
peran diperkenalkan kedalam keperawatan. Konotasinya adalah bahwa fungsi
perawat perlu diperluas sehingga mereka dapat memikul tanggung jawab dalam
perawatan primer, perawatan akut dan perawtan jangka panjang. Pada tahun
1980-an, digunakan istilah praktik keperawatan lanjutan. Yang didefinisikan
sebagai diagnosis dan terapi yang cermat pada seluruh rentang respon manusia
terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Definisinya juga mencakup
aplikasi teori dalam rentang luas dan serangkaian keterampilan keperawatan
pascasarjana (Calkin, 1984; California Nurse’s Association, 1984). Telah
disepakati bersama bahwa persiapan menuju peran praktik lanjutan terjadi pada
tingkat sarjana dan mencakup komponen teori, praktik klinis, konsultasi,
pendidikan, dan riset. Dengan demikian, Friek et al (1994) mengungkapkan revisi
definisi mengenai praktik lanjutan; tenaga spesialis diberbagai bidang praktik
keperawatan yang dipersiapkan melalui pendidikan berbasis teori dan praktik
terpantau pada tingkat sarjana.
Peran
prakik lanjutan ini berperan dalam dua arah. Peran praktisi perawat berfokus
pada asuhan rawat jalan primer, dan peran spesialis perawat klinis berfokus
pada perawatan sekunder dan tersier dirumah sakit. CNM menggabungkan
penatalaksanaan antepartum, intrapartum, dan pascapartum. Peran praktisi dan
spesialis klinis harus dijalankan oleh tenaga kesehatan yang telah
menyelesaikan pendidikan ditingkat master . CNM dapat dicapai melalui program
sertifikasi, walaupun persiapan lebih sering dilakukan pada tingkat master.
a. Praktisi
perawat Obstetri-Ginekologi
Praktisi
perawat Obstetri-Ginekologi (OB-GYN) memberi asuhan pranatal untuk kehamilan
tanpa penyulit bersama konsulen. Perawat mengkaji riwayat kehamilan dan
kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik dan obstetrik, meminta program dan menginterpretasi
pemeriksaan laboratorium dan studi diagnostik lain, merencanakan terapi dan
medikasi yang diperlukan bersama dengan dokter, serta mengkaji hubungan
keluarga dan kebutuhan psikososial. Sepanjang kehamilan, praktisi perawat
OB-GYN mengunjungi ibu pada kunjungan pranatal, kadang kala bergantian dengan
dokter; mengevaluasi kemajuan kehamilan; dan menangani masalah fisik ringan.
Informasi dan konselin yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan serta
pengkajian penyesuaian pasangan dan masalah dalam keluarga adalah bagian dari
peran praktisi perawat. Perujukan ke lembaga masyarakat, kelas persiapan
melahirkan, dan keahlian khusus praktisi lain juga dapat dilakukan. Sebagian
besar praktisi perawat maternitas terlatih dalam memberikan konseling keluarga
berencana dan dapat memilih serta mengajarkan metode yang tepat bagi klien,
yang meliputi metode alami menjarangkan kehamilan, kontrasepsi oral, alat
kontrasepsi dalam rahim, dan diafragma.
b. Praktisi
perawat keluarga
Praktisi
perawat keluarga juga dapat memberikan perawatan selama kehamilan. Perawat ini
adalah perawat umum yang merawat semua anggota keluarga sama seperti dokter
keluarga. Selain fungsi yang telah dijelaskan pada praktisi perawat maternitas,
praktisi perawat keluarga memberi asuhan pascapelahiran pada bayi pada saat dia
tumbuh sehingga menyediakan continuitas asuhan sepanjang proses reproduksi
kecuali selama fase intrapartum
c. Spesialis
klinis maternitas-perinatal
Spesialis
klinis maternitas-perinatal menjalani studi lanjutan keperawatan maternitas
pada tingkat sarjana dan mampu memberikan intervensi yang kompenhersif terhadap
banyak masalah fisiologis dan adaptasi yang dihadapi dalam asuhan maternitas.
Spesialis klinis sering kali memiliki kepakaran dalam bidang tertentu, seperti
asuhan ibu hamil yang menyandang diabetes, ibu menyusui, orang tua yang
menghadapi kematian neonatus atau obnormalitas neonatus, atau ibu yang
mengalami sensitivisasi Rh. Perawat dengan gelar master ini juga menjadi
konsultan bagi staf keperawatan maternitas yang lain, membantu mereka menyusun
rencana asuhan untuk maslah yang sulit atau situasi khusus yang dihadapi di
unit tersebut. Walaupun spesialis klinis juga dapat terlibat dalam pendidikan
staf, fungsi utama mereka adalah layanan langsung bagi klien, yang memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi tingkat tinggi di bidang spesialis
mereka.
d. Asuhan
Obstetri Klinis
Subspesialis
ini hanya muncul baru-baru ini dan terutama berhubungan dengan pelahiran risiko
tinggi dan perawatan kritis pascapartum. Hingga saat ini belum ada “spesialis”
dalam area ini dan tipe praktik ini hanya sedikit dijelaskan dalam literatur.
Namun, seiring pertambahan jumlah klien resiko tinggi dan implementasi
peralatan teknis, diharapkan bidang spesialisasi ini mulai terangkat (Andersen,
1993)
e. Perawat
Bidan
“perluasan”
peran yang dikenal sebagai perawat-bidan telah ada selama beabad-abad. Praktik
modern memerlukan sertifikasi dan pendidikan khusus. CNM adalah perawat
terdaftar yang telah menyelesaikan program studi khusus dan memiliki pengalaman
klinis yang diakui oleh America College of Nurse Midwives. Mereka juga harus
lulus uji sertifikasi sebelum memulai praktik. Mereka memenuhi syarat untuk
mengkaji riwayat kesehatan yang lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik lengkap
untuk klien mereka. Mereka dapat memberika asuhaan pranatal lengkap, meliputi
penyuluhan dan konseling. Mereka memenuhi syarat untuk memberikan perawatan
komperhensif selama periode intrapartum, termasuk pelahiran bayi. Mereka mampu
memberikan asuhan kepada ibu dan bayi baru lahir selama siklus maternitas,
termasuk pelahiran , asalakan kemajuan ibu dianggap normal dan tanpa penyulit.
Konteks sosial asuhan
keperawatan maternitas
Asuhan
maternitas dipraktikan dalam konteks masyarakat secara keseluruhan. Dengan
demikian, asuhan maternitas dipengaruhi oleh nilai, sikap, dan praktik
masyarakat tersebut. Akhir-akhir
ini, masyarakat mengadopsi perspektif baru, terutama yang berhubungan dengan
sikap terhadap peran pria dan wanita. Pergolakan perubahan sosial di negara
ini, terutama dalam 25 tahun terakhir, telah membuka klinis pilihan terhadap perilaku.
2.4.1.
Perubahan sosial dan pilihan
personal
Wanita
khususnya megharapkan lebih banyak pilihan dalam gaya hidup. Bahkan mereka
menuntut peran besar dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi kehidupan mereka dan masyarakat luas di tempat
tinggal mereka. Pada satu waktu, wanita harus membuat pilihan antara keluarga
atau karier. Kini, wanita menggabungkan kedua hal tersebut. Terlebih banyak
jenis pekerjaan dan profesi yang tadinya tertutup untuk wanita kini semakin
mudah diperoleh. Undang-undang federal mendukung perlakuan yang sama ada wanita
bekerja. Selain itu, kini tengah dikembangkan lebih banyak mekanisme untuk
menentang diskriminasi dan praktik pekerjaan yang tidak adil terhadap wanita di
tingkat negara bagian. Pada praktiknya, hukum antidiskriminasi sampai kini
telah berpengaruhi pada institusi pendidikan. Hal ini telah memaksa perubahan
bertahap pada bias sosial mengenai hak istimewa pria, yang terus menerus
dihidupkan melalui nilai yang diarjakan di sekolah dasar dan sekolah menengah
serta mencapai puncaknya pada praktik penerimaan dan pilihan karier
berdasarakan jenis kelamin yang diterapkan pada perguruan tinggi dan
universitas.
Wanita
yang berkeluarga saat ini meluangkan lebih sedikit waktu dalam hidupnya untuk
melahirkan dan membesarkan anak dibandingkan wanita di masa lalu. Fakta ini
berpengaruh langsung pada struktur dan fungsi keluarga. Keluarga saat ini
beranggotakan lebih sedikit, dan untuk mereka yang mulai melahirkan usia ibu
pertengahan 20-an atau awal 30-an. Teknologi tingkat tinggi di banyak rumah
tangga di Amerika telah membebaskan wanita dari pekerjaan rumah tangga yang
menyita waktu; dengan demikian, perawatan rumah tangga tidak menjadi pekerjaan
purna waktu seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan bertambahnya usia
harapan hidup dapat meningkatkan kesehatan, wanita usia 35 sampai 40 tahun
dapat menjadi sehat dan bersemangat serta dapat memandang kedepan dan produktifitasnya sampai sekurang-kurangnya 25
tahun kedepan di luar lingkungan rumah.
Lambat
lain, semakin banyak hubungan sederajat yang terbina di antara dua jenis
kelamin. Semakin banyak pria yang memikul tanggung jawab dalam membesarkan anak
dan mengurus rumah tangga saat pasangan mereka melanjutkan karier atau
pekerjaannya. Ketika kedua belah pihak mengejar karier, manajemen rumah tangga,
tugas-tugas, dan aktivits yang berhubungan dengan anak cenderung dibagi
bersama. Dengan demikian, kekuatan sosial perlahan-lahan menjadi seimbang, dan
eksploitasi yang terkait dengan jenis kelamin secara bertahap berkurang. Namun,
masih panjang jalan yang harus ditempuh sebelum persamaan yang yang sebenarnya
dapat dicapai.
2.4.2.
Statistik
Profil
statistik bermanfaat karena meningkat sejumlah besar data tentang berbagai
populasi. Dengan demikian, profil tersebut menyediakan tinjauan berharga bagi
tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan mengenai kebutuhan dan kesenjangan dalam
perawatan pada konteks sosial tertentu. Di Amerika Serikat, laporan statistik
vital diterbitkan secara resmi oleh U.S. Public Health Service, National Center
for Health Statistics, Vital Statistics Division. Terminologi mortalitas dan
morbiditas diklasifikasikan menurut Manual of International Classification of
Diseases, Injuries, and Causes of Death WHO.
a. Angka
kelahiran
Peningkatan
jumlah kelahiran merupakan dampak penimgkatan jumlah wanita subur antara 15 dan
44 tahun. Wanita usia subur ini lahir sebagai akibat “ledakan bayi” pasca
Perang Dunia II. Pada tahun
b. Angka
mortalitas
c. Kegegalan
reproduksi
Trend dalam asuhan
perinatal
2.5.1.
Trend demografi
2.5.2.
Reformasi layanan kesehatan
2.5.3.
Riset biomedis
Kemajuan teknologi yang dapat mengurangi pelahiran prematur
2.5.4.
Status kesehatan
2.5.5.
Pilihan layanan kesehatan
Arahan masa depan dalam
tatanan asuhan maternitas-perinatal
2.6.1.
Lahirnya layanan kesehatan
perinatal dirumah
2.6.2.
Inovasi dalam pemberian pelayanan
asuhan perinatal
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Asuhan maternitas berkembang dari orientasi penyedia layanan menjadi
orientasi penerima layanan, dan berbagai istilah digunakan untuk menjelaskan
konsep asuhan. Di era modern ini terjadi peningkatan pada teknologi tinggi dan
peningkatan spesialisasi dalam perawatan ibu dan bayi. Untuk menurunkan
fragmentasi dan segmentasi perawatan dan menyediakan perlindungan konseptual
untuk menggabungkan perawatan ibu-janin sebagai satu unit, istilah perinatal kini
digunakan.
Penggunaan statistik memungkinkan pembuat kebijakan kesehatan dan
penyedia layanan kesehatan untuk mengamati tren dan kejadian di arena
kesehatan; dengan demikian, mereka nmampu memprediksi dan menyusun rencana
untuk meminimalkan atau mengendalikan hasil akhir kesehatan.
Tren utama dalam masyarakat dan industri layanan kesehatan saat ini
memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada perawatan perinatal. Tren
demografi dalam populasi, terutama status perkawinan dan distribusi usia, mempengaruhi
angka kelahiran. Reformasi layanan kesehatan meliputi “paket reformasi layanan
kesehatan” yang kontroversial dan bertujuan meningkatkan akses untuk semua
individu dan mengurangi biaya, tetapi dapat memiliki pengaruh negatif pada
banyak layanan perinatal. Riset biomedis meliputi penemuan baru, kemajuan
teknologi, dan riset serta perkembangan teknologi, yang menghasilkan aplikasi
ilmu pengetahuan untuk memperbaiki hasil akhir perinatal. Pilihan wanita
difokuskan pada perawatan komunitas dan perawatan di rumah, bukan perawatan di
institusi, dan pengurangan campur tangan teknologi dalam proses kelahiran.
Peran praktik keperawatan lanjutan dalam asuhan perinatal menjadi
semakin diperlukan saat asuhan perinatal pindah dari tatanan rumah sakit ke
tatanan komunitas dan rumah. Program inovatif dan metode pemberian perawatan
yang kreatif dikembangkan untuk memberikan akses yang lebih baik dan
pengurangan biaya serta memberikan ringkasan tren nasional dan internasional.
Program dan metode tersebut sangat bermanfaat dalam perencanaan program asuhan.
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G., McDonald, P. C.,
Gant, N. F., Leveno, K. J., & Gilstrap, L. C. (1993). Williams’
Obstetrics (19th ed.). Norwalk, CT: Appleton & Lange.
Masa Perinatal. (2008). http://sobatbaru.blogspot.com/2008/08/masa-perinatal.html.
diakses tanggal: 10/05/2013
Maternal Child Health Bureau (1994).
Maternal mortality rates for complications of pregnancy, childbirth, and the
puerperium, according to race and age: United states, selected years 1950-92.
Vital statistics of the U.S., Vol. II.Mortality.
Reeder, Sharon J. (2011). Keperawatan
Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga Vol. I Edisi 18. Jakarta:
EGC
0 komentar:
Posting Komentar